مفهوم الأحروف السبعة عند صبحى الصالح و مناع القطان: دراسة تحليلية مقارنة

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nailurrahman, Nailurrahman (2010) مفهوم الأحروف السبعة عند صبحى الصالح و مناع القطان: دراسة تحليلية مقارنة. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Nailurrahman_E03206012.pdf

Download (3MB)
Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/39683

Abstract

Konsep tujuh huruf menurut Shubhi Shalih dan Manna Qadathan: studi analitis dan komparatif

lbn Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, membacakan (al-Quran) kepadaku dengan satu huruf Kemudian berulang kali aku meminta agar huruf itu ditambah, dan ia pun menambahnya kepadaku sampai dengan tujuh huruf. Kata tujuh huruf (Sab'atu Ahruf) dalam hadits di atas telah melahirkan banyak penafsiran di kalangan para ulama' sesuai dengan ijtihad dan tingkat keilmuan mereka. Hal itu lumrah karena memang tidak terdapat nash sharih yang menjelaskan maksud dari tujuh huruf tersebut. Al-Suyuthi dalam kitabnya al-Itqan fi al-Qur'an mengatakan bahwa perbedaan ulama dalam masalah ini terdapat sekitar empat puluh pendapat. Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban Al-Busti menyebutkan terdapat sekitar tiga puluh lima pendapat. Shubhi Shalih dan Manna al-Qaththan merupakan dua ulama kontemporer yang banyak menyelami ilmu-ilmu al Quran. Kaitannya dengan Sab'atu Ahruf, mereka telah memiliki pendapat yang jelas dan berbeda dalam buku masing-masing yang ditulisnya dengan judul yang sama Mabahits fi Ulum al Quran. Dari dua sumber utama inilah penulis mengangkat rumusan masalah sebagai benkut: 1. bagaimana pendapat Shubhi Shalih mengenai makna Sab’atu Ahruf, 2. bagaimana pcndapat Manna' al-Qaththan mengenai makna Sab’atu Ahruf?, 3. adakah sisi kesamaan dan perbedaan di antara keduanya mengenai makna Sab’atu Ahruf? Dari rumusan di ants, metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan jawabannya adalah metode analitis komparatif (comparative analysts), yakni dengan menganalisa pendapat mereka masing-masing sebelum kemudian melakukan perbandingan dan tarjih (menentukan pendapat yang lebih kuat). Dengan metode ini diperoleh jawaban bahwa: I ) Sab’atu Ahruf menurut Shubhi Shalih adalah perbedaan logat (lahjah), 2) Sab’atu Ahruf menurut Manna' Qaththan adalah lafadh (bahasa) yang banyak dan berbeda namun memiliki makna yang sama, 3) di antara keduanya tidak didapatkan sisi kesamaan dalam hal makna Sab'aut Ahruf, yang ada adalah sisi perbedaan, yakni selain berbeda dalam hal makna Sab’atu Ahruf -seperti disebutkan di atas- mereka juga berbeda dalam metode yang digunakan sebelum menentukan makna Sab’atu Ahruf. Shubhi Shalih menggunakan metode induktif (istiqra), sementara Manna' Qaththan lebih bersandar pada riwayat (hadits). Bagaimanapun, makna dan maksud Sab’atu Ahruf seperti yang disabdakan Rasulullah saw.: "al-Quran diturunkan atas tujuh huruf (Sab'atu Ahruf) akan selalu menarik untuk dikaji. Semoga kajian singkat ini menambah wawasan dan semangat untuk menelitinya terutama bagi pelajar yang concern dalam studi ulumul quran.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Nailurrahman, Nailurrahman--E03206012
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRowi, M. Roem----
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Tujuh huruf; Shubhi Shalih; Manna Qadathan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 17 Apr 2020 04:04
Last Modified: 17 Apr 2020 04:04
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/39683

Actions (login required)

View Item View Item