STUDI PEMIKIRAN KAMAL IBN HUMAM AL-HANAFI (790-861H) TENTANG TALFIQ

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Asegaf, Muhammad Maulana (2015) STUDI PEMIKIRAN KAMAL IBN HUMAM AL-HANAFI (790-861H) TENTANG TALFIQ. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Ringkasan.pdf

Download (386kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (429kB) | Preview
[img] Text
Bab 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (680kB)
[img] Text
Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (528kB)
[img] Text
Bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (647kB)
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (216kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (254kB) | Preview

Abstract

Tesis ini berjudul “PEMIKIRAN KAMAL IBN HUMAM AL-HANAFI TENTANG TALFIQ”. Penulisan tesis ini berawal dari sifat ketertarikan penulis terhadap pemikiran Kamal Ibn Humam yang menuai pro dan kontra tentang talfiq. Penulis ingin mengungkap misteri dibalik pemikiran yang diusung oleh Kamal Ibn Humam. Agar penelitian ini lebih terarah dan mencakup permasalahan yang ada, maka penulis rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: pertama, bagaimana pandangan Kamal Ibn Humam tentang talfiq. Kedua, bagaimana istinbat} hukum yang digunakan oleh Kamal Ibn Humam dalam talfiq. Ketiga, apa saja yang melatarbelakangi pendapatnya tentang talfiq. Motede yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Dalam hal ini, penulis menganalisa dari berbagai sumber, yakni sumber primer dan sekunder. Terutama yang menjadi sumber primer penulis dalam penelitian ini, yakni kitab al-Tah}rir al-Jami’ bayna Ist}ilah}ai al-H{anafiyyah wa al-Shafi’iyah.
Penelitian ini menghasilkan bahwa Ibn Humam memperbolehkan seseorang untuk bertaqlid kepada mujtahid manapun, walaupun ia mengadopsi yang termudah dari setiap pendapat mereka. Di mana banyak sekali ulama yang mencelanya, misalnya al-Ghazali, al-Shat}ibi, al-Sam’ani, al-Zarkashi dan ulama-ulama yang lainnya. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa pelaku talfiq dengan mencari-cari kemudahan disebut zindiq, fasiq dan al-ghali fi al-Din. Alasan Ibn Humam berpendapat demikian adalah karena tidak ada satu dalilpun dari al-Qur’an maupun hadith yang menyatakan atas keharaman talfiq model tersebut, dan sesungguhnya Rasulullah SAW menyukai perkara-perkara yang memudahkan umatnya.
Setelah penulis analisa, apa yang menjadi landasan Ibn Humam tentang talfiq itu bisa dibenarkan dengan berbagai alasan. Pertama, Allah SWT telah menjelaskan melalaui firman-firman-Nya tentang perkara-perkara yang haram dan yang halal, dan perkara yang didiamkan-Nya itu diperbolehkan. Maka, dalam hal ini talfiq itu diperbolehkan karena tidak ada dalil yang melarangnya selama tidak menyalahi nas} dan ijma’. Kedua, Nabi SAW melalui sunnah-sunnahnya telah menjelaskan bahwa jika beliau dihadapkan dua perkara, maka yang termudahlah yang menjadi pilihannya selama tidak ada dosa. Maka, sejatinya mengambil hal yang termudah itu dibenarkan di dalam shari’at. Ketiga, asal dari segala sesuatu adalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya, dalam kaidah fikih dikenal dengan al-as}l fi al-ashya’ al-ibah}ah h}atta yadulla al-dalil ‘ala al-tah}rim

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Idri
Creators:
CreatorsEmailNIM
Asegaf, Muhammad MaulanaUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Keywords: Taqlid; Talfiq; Kamal Ibn Humam
Divisions: Program Magister > Hukum Islam
Depositing User: Editor : Ummir Rodliyah------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 27 Jan 2016 07:03
Last Modified: 27 Jan 2016 07:03
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/4101

Actions (login required)

View Item View Item