Rekonstruksi penafsiran ayat-ayat perbudakan: pendekatan kontekstual Abdullah Saeed

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kusroni, Kusroni (2020) Rekonstruksi penafsiran ayat-ayat perbudakan: pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Kusroni_F53417085.pdf

Download (5MB)

Abstract

Islam hadir pertama kali di Jazirah Arab pada saat budak dan perbudakan masih menjadi bagian tak terpisahkan dari horizon sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Arab abad ke-7 M. Al-Qur’an dalam sejumlah narasinya mendiskusikan fenomena sosial-kemanusiaan ini. Dari sekian narasi itu, beberapa ayat kemudian dibaca secara tekstual oleh sejumlah akademisi Muslim, seperti mufasir, fukaha, atau teolog, sehingga menghasilkan penafsiran yang justru bertentangan dengan nilai keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan yang dibawa oleh Islam. Disertasi ini berupaya melakukan rekonstruksi penafsiran ayat-ayat budak dalam al-Qur’a>n melalui pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Kertas disertasi ini merumuskan tiga pertanyaan utama: 1) Bagaimana penafsiran al-Qur’a>n di era modern-kontemporer atas ayat-ayat perbudakan?; 2) Bagaimana ayat-ayat perbudakan dikaji melalui pendekatan kontekstual Abdullah Saeed?; dan 3) Apa implikasi dari kontekstualisasi ayat-ayat perbudakan dalam kehidupan modern-kontemporer?. Disertasi ini merupakan penelitian kualitatif berdasarkan data-data kepustakaan yang dihimpun melalui metode tematik (mawdu‘i). Pendekatan sosio-historis digunakan sebagai pisau analisis untuk menguak makna objektif dari ayat-ayat budak, baik dalam konteks makro I (masa pewahyuan), konteks penghubung (pramodern), maupun konteks makro II (modern). Disertasi ini mengidentifikasi 24 ayat dalam al-Qur’an yang secara eksplisit menyinggung perbudakan, terdiri dari delapan ayat makkiyah dan 16 ayat madaniyah. Hasil riset ini mengindikasikan bahwa: 1) Para ulama modern-kontemporer memiliki pandangan yang beragam dalam menafsiri ayat-ayat perbudakan. Peneliti memetakannya dalam tiga kategori: pertama, quasi-objektivis konservatif, kedua, subjektivis, dan ketiga, quasi-objektivis progresif. Ah}mad Must}afa al-Maraghi dan Muh}ammad ‘Ali al-Sabuni masuk dalam kategori pertama, Muh}ammad Shahrur kategori kedua, dan Muhammad ‘Abduh, Izzat Darwazah, Wahbah al-Zuhayli, Fazlur Rahman, serta M. Quraish Shihab masuk kategori ketiga. 2) Ayat-ayat perbudakan, terutama yang berkaitan dengan relasi seksual dengan majikan, masuk dalam jenis ayat ethico-legal yang terikat dengan konteks, dan secara hierarki masuk dalam nilai instruksional. Berdasarkan analisis aspek frekuensi, penekanan, dan relevansi selama masa dakwah Nabi Muhammad saw., nilai ini tidak bisa diberlakukan universal. 3) Pemerdekaan dan perlakuan baik atas budak merupakan isu utama yang ditekankan dalam seluruh ayat-ayat perbudakan. Dari kategorisasi penafsiran yang telah disebutkan di atas, penelitian ini mengadopsi kategori ketiga. Oleh karenanya, di zaman modern ini praktik perbudakan dengan segala bentuknya tidak dapat dibenarkan, dan menjadikan ayat-ayat perbudakan sebagai justifikasi praktik perbudakan adalah tindakan yang tidak tepat.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Kusroni, Kusronikusroni0904@gmail.comF53417085
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorNasir, M. Ridlwanm.ridlwannasir@gmail.com2017085003
Thesis advisorZamzami, Mukhammadzamzami81@yahoo.com2015098101
Subjects: Tafsir
Keywords: slavery verses: thematic interpretation; Abdullah Saeed’s contextual approach.
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Kusroni Kusroni
Date Deposited: 20 Aug 2020 02:03
Last Modified: 20 Aug 2020 02:03
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/42414

Actions (login required)

View Item View Item