Universalitas Huda: studi interpretasi Abul Kalam Azad terhadap Q.S. Al-Fatihah: 6-7 dalam the Tarjuman Al-Qur'an

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Lutfi, Muhammad (2020) Universalitas Huda: studi interpretasi Abul Kalam Azad terhadap Q.S. Al-Fatihah: 6-7 dalam the Tarjuman Al-Qur'an. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muhammad Lutfi_E03216033.pdf

Download (1MB)

Abstract

Kondusifitas ruang publik ditentukan antara lain oleh hadirnya nilai-nilai positif dari ajaran agama-agama. Bertolak dari tesis tersebut, agama menempati titik sentral dalam membangun kerukunan antar umat. Pada dataran lebih lanjut realitas ini memiliki konsekuensi, yakni jika agama membangun pemahaman eksklusif dalam membangun relasi kehidupan sehari-hari, terutama ketika bersinggungan dengan agama-agama lain, maka yang akan terjadi adalah gesekan-gesekan destruktif. Corak beragama eksklusif dapat dicermati dari paradigma suatu agama dalam memandang kebenaran agama lain. Secara faktual, relasi antar agama—pada wilayah teologis—saling menegasi: agama tertentu memandang agama lain tidak memiliki kebenaran, terutama pada wilayah substansial. Hal tersebut yang membuat gelisah salah satu mufassir modern asal India, Abul Kalam Azad. Ia melihat bahwa sesungguhnya semua agama memiliki spirit yang segaris: menyembah Tuhan dan berbuat amal baik. Terlepas dari afiliasi keagamaan seseorang, jika ia telah memenuhi cara beragama yang esensial tersebut, ia akan mendapat keselamatan. Gagasan ini Azad tulis dalam tafsirnya, The Tarjuman Al-Qur’an ketika membahas konsep hidayah. Azad dengan demikian memaknai hidayah tanpa terjebak dalam dikotomi kebenaran eksklusif, bahwa hidayah adalah khusus bagi pemeluk Islam. Pemaknaan yang dapat dibilang berani tersebut menjadi titik tolak penelitian dalam skripsi ini. Poin lain adalah Azad menulis Tarjuman Al-Qur’a>n dengan gaya yang cukup berbeda antar masing-masing jilid. Ia menafsirkan panjang lebar Al-Fatihah, yang ia anggap memuat pokok-pokok ajaran penting Alquran. Peneliti menggunakan dua pendekatan dalam membedah kajian ini, yaitu sejarah pemikiran tokoh, dan hermeneutika filosofis Gadamer. Sejarah pemikiran berfungsi melihat evolusi dan konsistensi pemikiran Azad, sedangkan hermeneutika digunakan untuk meleburkan horizon Azad dan peneliti yang berfungsi melihat implikasi penafsiran. Kesimpulan yang dihasilkan, Azad menafsirkan hidayah dengan beberapa poin penting, yakni makna hidayah, kesatuan agama, risalah tunggal, visi Alquran, dan jalan Allah. Semua poin itu mengarah pada satu kesimpulan, bahwa hidayah adalah din, yakni agama secara generik. Implikasi dari penafisiran itu, adalah (1) orientasi hidayah Azad adalah menyatukan agama, (2) Memoderasi konflik antar agama, (3) Poisi Islam setara dengan agama-agama lain.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Lutfi, Muhammadbustanlutfi@gmail.comE03216033
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMusyarrofah, Musyarrofahnafareva@gmail.com2014067102
Subjects: Al Qur'an
Tafsir
Keywords: Hidayah; Inklusif; Dinullah.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Muhammad Lutfi
Date Deposited: 29 Sep 2020 09:06
Last Modified: 29 Sep 2020 09:06
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/44214

Actions (login required)

View Item View Item