Penafsiran ayat tentang Syafa'at dalam Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 48: studi komparatif antara Tafsir An-Nur dan The Holy Qur’an

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Widodo, Hamdani (2020) Penafsiran ayat tentang Syafa'at dalam Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 48: studi komparatif antara Tafsir An-Nur dan The Holy Qur’an. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Hamdani Widodo_E03216013.pdf

Download (2MB)

Abstract

Syafa’at merupakan salah satu prinsip (ushul) islam, seluruh ulama ahlussunnah wal jama’ah bersepakat bahwa penghuni neraka yang memiliki keimanan dalam hatinya, meskipun hanya seberat butir atom akan keluar dari neraka. Baik dengan syafa’at para nabi, malaikat, atau orang mukmin, maupun dengan rahmat Allah Azza wa jalla.dalam kajian ini syafa’at akan diteliti dan disajikan melalui dua sudut pandang yakni menurut penafsiran Hasbi ash-Shiddieqy dalam tafsir An-Nur dan Mirza Bashiruddin Ahmad dalam tafsir The Holy Quran. Dalam Penelitian ini dirumuskan tiga tujuan dalam penafsiran syafa’at pertama menjelaskan penafsiran Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy tentang syafa’at. Kedua menjelaskan penafsiran Mirza Bashiruddin Ahmad tentang syafa’at. Ketiga menjelaskan persamaan dan perbedaan penafsiran Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy dan Mirza Bashiruddin Ahmad
Penelitian menggunakan metode komparatif atau muqarin yaitu sebuah metode yang membahas penafsiran Alquran dengan cara membandingkan pendapat para ulamak tafsir terhadap penafsiran beberapa ayat Alquran yang telah ditentukan. Objek pembahasan penelitian ini adalah terkait penafsiran ayat syafa’at, sedangkan ulamak tafsir yang pendapatnya akan menjadi studi perbandingan adalah Hasbi ash-Shiddieqy dalam tafsir An-Nur dan Mirza Bashiruddin Ahmad dalam tafsir The Holy Quran. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penafsiran Hasbi ash-Shiddieqy dan Mirza Bashiruddin Ahmad dalam kitabnya masing-masing, keduanya memiliki persamaan dan perbedaan dalam menafsirkan ayat syafa’at, Persamaannya adalah keduanya setuju adanya syafa’at. Menurut Hasbi ash-Shiddieqy Syafa’at merupakan memohon atau meminta untuk dihapuskan dosa dan kesalahan seseorang sedangkan menurut Mirza Bashiruddin Ahmad mengatakan bahwa syafa’ah berasal dari syafa’a yang berarti satu pengampunan jadi syafa’ah itu suatu wasilah untuk mendapatkan pengampunan tuhan kepada hambanya. dalam metodenya juga sama-sama memakai metode tahlili. perbedaanya tentang syafaat antara dua tokoh yakni terletak pada penyebutan analogi. hasbi ash-Shiddieqy menganggap bahwa pemberi syafaat laksana seoang hakim. hakim yang adil tentu tidak akan mau menerima syfa’at seperti itu. Dia tidak akan membebaskan seseorang yang sudah jelas kesalahannya, hanya karena diminta oleh seseorang. Yang mau menerima syafa’at seperti itu hanyalah hakim yang zalim, yang mau melakukan pelanggaran terhadap keadilan, atau hanya mau mengutamakan kekerabatan (nepotisme) dan persahabatan (kroni) daripada keadilan. namun, analogi yang di pakai oleh hasbi disalahkan oleh Mirza Bashiruddin Ahmad bahwa pemberi syafaat itu bukan seperti hakim melainkan pemilik dan majikan. maka tiada yang dapat mencegah Dia dari memperlihatkan kasih-sayang-Nya kepada siapapun yang dikehendakiNya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Widodo, Hamdanihamdaniwidodo98@gmail.comE03216013
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorDjalal, Abdula_djalal@yahoo.co.id2020097004
Thesis advisorPurwanto, Purwantojalamakna@gmail.com2017047802
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Tafsir
Keywords: Hasby; Mirza; Syafa’at; Persamaan; Perbedaan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Hamdani Widodo Widodo
Date Deposited: 06 Oct 2020 05:33
Last Modified: 06 Oct 2020 05:33
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/44392

Actions (login required)

View Item View Item