Manusia pertama di bumi: studi Tafsir al-Azhar karya Hamka dan relevansinya dengan temuan sains modern

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Irwansyah, Candra (2020) Manusia pertama di bumi: studi Tafsir al-Azhar karya Hamka dan relevansinya dengan temuan sains modern. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Candra Irwansyah_E93216057.pdf

Download (1MB)

Abstract

Kisah Adam merupakan kisah unik dan primordial. Menjadi unik sebab berbeda dari kisah nabi lainnya yang masih dimungkinkan untuk ditelusuri keberadaannya secara faktula historis. Namun, kisah Adam cukup sulit untuk dibuktikan sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi secara historis. Bersifat primordial karena figur Adam dinilai sebagai asal muasal keberadaan manusia di bumi ini. Salah satu firman Allah SWT. terkait dengan kehendak-Nya untuk menjadikan manusia sebagai khalifah atau penghuni bumi ialah surah Al-Baqarah: 30. Jumhur ulama bersepakat bahwa konteks ayat tersebut berbicara mengenai Adam 'alayhi al-sala>m sebagai manusia pertama merangkap sebagai khalifah-Nya. Karenanya, fokus penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan tafsiran HAMKA terhadap ayat 30 dari surah Al-Baqarah, serta menganalisis relevansinya dengan temuan sains modern. Adapun Penelitian ini menggunakan model kualitatif dengan jenis penelitian library research (kepustakaan), yakni memanfaatkan data-data yang bersumber dari buku, jurnal artikel dan lain sebagainya. Dalam hal ini, data primer yang digunakan ialah Tafsir al-Azhar, serta teori evolusi dari Charles Darwin. Sedangkan sumber sekundernya ialah karya-karya lain sejauh memiliki relevansi dengan penelitian ini. Analisis pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penyebutan kata khalifah pada ayat 30 dari surah Al-Baqarah bermakna sebagai pengganti. Yakni, kehadiran Adam bertujuan untuk menggantikan makhluk sebelumnya. Untuk menjelaskan hal tersebut, HAMKA mengutip dua pendapat. Pertama, pendapat yang berasal dari dongeng bangsa Persia. Menurut cerita, kemunculan Adam dimaksudkan sebagai pengganti dari makhluk bernama Hinn dan Binn, lainnya menamai dengan Thimm dan Rhimm. Kedua, pendapat dari ulama Shufi dan Syi'ah Imamiyah. Mereka meyakini bahwa bahwasannya Adam 'alayhi al-salam merupakan khalifah (successor) dari Adam-adam terdahulu, yang mana jumlahnya mencapai jutaan. Bahkan sebelum kemunculan manusia seperti sekarang ini, telah ada makhluk yang lebih dulu mendiami bumi dengan "Adamnya" sendiri. Belakangan, penelitian difokuskan pada fosil-fosil yang telah membatu. Hingga tiba pada kesimpulan bahwa 400.000 tahun yang lalu, telah ada manusia Peking atau manusia Mojokerto. Tafsiran HAMKA secara tidak langsung mengindikasikan keberadaan makhluk dengan karakteristik layaknya Adam, dan ini relevan dengan temuan sains modern. Di mana data-data ilmiah menunjukan keberadaan makhluk purba yang telah berusia jutaan tahun. Usia tersebut relatif lebih lama dibandingkan perhitungan periode kemunculan Adam ke dunia, yakni tidak lebih dari 6.000 SM.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Irwansyah, Candracandrairwansyah07@gamil.comE93216057
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorPurwanto, Purwantopurwanto@gmail.com2017047802
Thesis advisorSucipto, Mohammad Hadihadi_hz@uinsby.ac.id2010037502
Subjects: Islam dan Ilmu Pengetahuan
Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Manusia; Tafsir al-Azhar; Sains.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Candra Irwansyah
Date Deposited: 20 Oct 2020 10:17
Last Modified: 20 Oct 2020 10:17
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/44666

Actions (login required)

View Item View Item