Konsep Al-Silm Kaffah Qs. Al-Baqarah [2]: 208 Dalam Bingkai Nusantara: studi komparatif Mufassir Tradisionalis Dan Modernis

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

zakiyyah, Faiqotuz (2020) Konsep Al-Silm Kaffah Qs. Al-Baqarah [2]: 208 Dalam Bingkai Nusantara: studi komparatif Mufassir Tradisionalis Dan Modernis. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Faiqotuz Zakiyyah_E03216008.pdf

Download (1MB)

Abstract

Konsepsi perihal Islam Kaffah masih semarak didengungkan di kalangan para mufassir Alquran hingga saat ini, hal ini berangkat dari pemahaman setengah-setengah terhadap penafsiran surat Al-Baqarah [2]: 208, sehingga dalam penerapannya menyebabkan perdebatan terutama di Indonesia. Sebagian kelompok menafsiri ayat tersebut sebagai justifikasi untuk menerapkan sistem negara Islam secara formal yang harus diterapkan secara totalitas dalam setiap kehidupan umat Islam, sementara yang lain memberikan pemaknaan yang lebih kontekstual serta fleksibel. Oleh karenanya perlu dikaji secara kompherensif mengenai ragam penafsiran Islam Kaffah dalam konteks Indonesia berdasarkan mufassir Indonesia.Jenis dari penelitian ini sepenuhnya menggunakan data kepustakaan (Library Research), adapaun metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis-komparatif. Metode ini bermaksud menganalisis perbandingan mufassir Nusantara Tradisionalis dan mufassir Modernis terhadap masalah yang peneliti kaji. Terdapat enam mufassir Nusantara yang dibandingkan dalam penelitian ini, diantaranya: Tafsir Tajul Muslimin karya Misbah Musthafa, Tafsir Mara}h Labid karya Imam Nawawi dan tafsir Al-Ibriz karya Bisri Musthafa sebagai mufassir Tradisionalis. Sedangkan mufassir Nusantara yang mempresentasikan Modernis, diantaranya: tafsir Al-Azhar karya Hamka, tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab dan Tafsir KEMENAG.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara mufassir Nusantara Tradisionalis dan Modernis menurut hemat penulis tidak ada perbedaan yang signifikan dalam menafsirkan surat Al-Baqarah [2]:208, karena jika ditinjau dari segi tekstual dan kontekstual, keduanya sama-sama menggunakan kontekstual. Namun apabila dikaji dari segi pemetaan pemikirannya terdapat perbedaan yang sangat primordial sekali, yaitu mufassir Tradisionalis tetap setia pada penafsiran para mufassir sebelumnya, berbeda dengan Modernis dalam intrepretasinya selalu mencoba beradaptasi dengan realitas, meskipun tetap landasan awal pada mufassir sebelumnya. Selanjutnya berkenaan dengan pemahaman al-silm Ka>ffah pada sistem negara, keenam mufassir tidak menafsirkan demikian itu.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
zakiyyah, Faiqotuzfaiq.zakiyyah96@gmail.comE03216008
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMusyarrofah, Musyarrofahe.musyarrofah@yahoo.co.id197106141998032002
Subjects: Al Qur'an
Tafsir
Tradisi Islam
Keywords: Alquran; silm; Kaffah; Modernis; tradisionalis.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Faiqotuz Zakiyyah Mahfudz
Date Deposited: 05 Jan 2021 12:08
Last Modified: 05 Jan 2021 12:08
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/45482

Actions (login required)

View Item View Item