Konsep Al Birr dalam Alquran: studi kritis atas penafsiran ayat-ayat Al Birr menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi ZIlal Al Qur’an

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Bahrisy, Ahmad (2020) Konsep Al Birr dalam Alquran: studi kritis atas penafsiran ayat-ayat Al Birr menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi ZIlal Al Qur’an. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Ahmad Bahrisy_ F02518186.pdf

Download (2MB)

Abstract

Perkembangan dari makna kebaikan harus sesuai dengan nilai dasar yang telah ditetapkan oleh Allah swt., dalam kitab suci-Nya. Bahasa kebaikan dalam Alquran ini beragam. Salah satunya ialah al-birr. Menurut beberapa sumber, al-birr mencakup segala model kebaikan dalam Alquran. penjelasan lebih lanjut terbahas dalam karya ilmiah ini. Tulisan ini akan membahas mengenai masalah Konsep tekstual dan kontekstual al-birr dalam Alquran menurut Sayyid Qut}b dalam tafsir fi Zilal al Qur’an. Karya ini akan memuat beberapa ayat yang menggunakan lafad al-birr didalamnya. Setelah itu akan dijelaskan dengan rinci perbedaan-perbedaannya dalam model kebaikan berdasarkan para mufassir, dan mengemukakan pendapat modern Sayyid Qut}b yang termuat dalam tafsirnya. Sayyid Qut}b mengklasifikasikan al-birr menjadi 3 kebaikan, yaitu akidah, sosial dan karakter. Setiap ayat yang mengandung lafad al-birr memiliki model kebaikan dan metode yang berbeda-beda. Penelitian ini akan menggunakan studi pustaka (library research). Yakni usaha untuk menemukan, mengembangkan serta menguji kebenaran suatu pengetahuan menggunakan metode ilmiah dengan memanfaatkan referensi yang ada diperpustakaan. Adapun hasil dari penelitian ini antara lain: pertama, Sayyid Qut}b menjelaskan bahwa kebaikan adalah naluri yang dimiliki setiap manusia. pengertian al-birr adalah bisa ketaatan, kesalehan, kebaikan, belas kasih, kebenaran, hal banyak berbuat kebajikan, kedermawanan, surga, hati, menerima, diterima. Kedua, Sayyid Qut}b menginisialkan bahwa kebaikan (al-birr) memiliki 3 dimensi yaitu dimensi akidah, dimensi sosial dan dimensi karakter. Dimensi akidah dapat menjadi baik ketika hubungan manusia kepada Tuhannya baik, dengan segala ibadah yang dia lakukan. Dimensi sosial dapat menjadi baik apabila hubungannya dengan manusia, hewan dan makhluk lainnya rukun, saling menghormati dan pengertian. Dimensi karakter dapat menjadi baik ketika seseorang senantiasa melatih diri untuk mengutamakan orang lain diatas kepentingan dirinya dan mengarahkan hawa nafsunya ke arah yang baik. Saran dari peneliti, tentunya penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Maka seyogyanya ada penelitian lebih lanjut dari orang lain agar dapat menjabarkan makna kebaikan ini. Sehingga kata kebaikan dapat termaknai dengan jelas dan gamblang bagi pembacanya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Bahrisy, Ahmadasad.f12daus@gmail.comF02518186
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorBakar, Abuabubakaryamani@yahoo.com197304041998031006
Thesis advisorHadi, Abd.--2018115501
Subjects: Dakwah > Dakwah, Masyarakat
Al Qur'an
Agama dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: al birr; Kebaikan; Kebajikan; Sayyid Qutb.
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Bahreisy Ahmad
Date Deposited: 30 Jan 2021 10:44
Last Modified: 30 Jan 2021 10:45
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/46073

Actions (login required)

View Item View Item