Tinjauan hukum islam terhadap Adhalnya Wali karena calon suami yang menghamili dianggap tidak sekufu’: studi kasus di Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kota Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ningrum, Wahyu Tri Astuti (2021) Tinjauan hukum islam terhadap Adhalnya Wali karena calon suami yang menghamili dianggap tidak sekufu’: studi kasus di Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Wahyu Tri Astuti Ningrum_C91216195.pdf

Download (2MB)

Abstract

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Data yang sudah didapatkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan pola pikir deduktif, yaitu menjelaskan fakta yang ada di Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng Kota Surabaya tentang adhalnya wali karena calon suami yang menghamili dianggap tidak sekufu’, kemudian adhalnya wali tersebut ditinjau menggunakan hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan adhalnya wali dalam penelitian ini dikarenakan laki-laki yang menghamili berasal dari keluarga sederhana dan tidak harmonis sehingga dipandang tidak sederajat dengan keluarga wanita tersebut. Adhalnya wali tersebut tidak tepat, karena orang tua tidak memikirkan mafsadah yang timbul akan lebih besar dengan adanya penolakan perkawinan ini. Dalam Al-Qur’an, pendapat ulama, hadis dan KHI, mayoritas membolehkan menikahkan wanita yang hamil di luar nikah dengan laki-laki yang menghamili. Meskipun kriteria kafa’ah yang diterapkan oleh keluarga wanita tersebut sesuai dengan kriteria kafa’ah menurut hukum perkawinan Islam terutama terkait nasab, namun seharusnya orang tua tetap menikahkan untuk menghindari mafsadah yang jauh lebih besar yang akan timbul kedepannya menyangkut nasab dan hak keperdataan cucunya. Hal ini sejalan dengan konsep sadd al-dhari’ah. Sejalan dengan kesimpulan di atas, seharusnya orang tua lebih memikirkan bagaimana nasib anak dan cucunya ke depan jika tidak ada sosok suami dan ayah bagi mereka serta bisa lebih mengawasi pergaulan anaknya agar tidak sampai terjadi kehamilan di luar nikah. Selain itu, wanita yang hamil tersebut bisa mengajukan permohonan wali adhal ke Pengadilan Agama agar perkawinannya bisa tetap dilaksanakan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Ningrum, Wahyu Tri Astutiastutiningrumw33@gmail.comC91216195
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMalik, Arif Jamaluddinarjamal77@gmail.com2006117202
Subjects: Hukum Islam
Nikah
Nikah > Wali Nikah
Keywords: wali adhal ; Pernikahan; nasab.
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Wahyu Tri Astuti Ningrum
Date Deposited: 27 Feb 2021 13:39
Last Modified: 27 Feb 2021 13:39
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/46813

Actions (login required)

View Item View Item