Kritik Syekh Mahmud Abu Rayyah terhadap Hadis Imam Muslim No. Indeks 1038 tentang larangan memaksa dalam meminta: studi analisis terhadap Kehujjahan Hadis Israiliyat

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Arofah, Fajriyatul (2021) Kritik Syekh Mahmud Abu Rayyah terhadap Hadis Imam Muslim No. Indeks 1038 tentang larangan memaksa dalam meminta: studi analisis terhadap Kehujjahan Hadis Israiliyat. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Fajriyatul Arofah_E95217051.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini muncul diawali dengan fenomena tentang berkembangnya studi hadis kontemporer. Salah satu tokoh modern yang terkenal karena pemikirannya yang kontroversial yaitu syekh Mah}mud Abu Rayyah. Ia memberikan pandangan yang berbeda tentang periwayatan hadis yang bersumber dari Ahli Kitab atau yang biasa dikenal dengan hadis israiliyat. Dari pendapatnya tersebut, penulis berusaha menggali jawabannya terkait pandangan syekh Mah}mud Abu Rayyah dalam menghukumi hadis israiliyyat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang sumbernya didapatkan dari kajian pustaka (library research). Rumusan masalah yang akan diteliti antara lain: pertama, bagaimana kualitas dan kehujjahan hadis riwayat Imam Muslim No. Indeks 1038 tentang larangan memaksa dalam meminta, kedua, bagaimana pandangan syekh Mah}mud Abu Rayyah dalam menghukumi hadis riwayat Imam Muslim No. Indeks 1038 tentang larangan memaksa dalam meminta, ketiga, bagaimana kontribusi syekh Mah}mud Abu Rayyah dalam perkembangan kajian ilmu hadis. Merujuk pada pendapat ulama hadis dan ilmu hadis, pada umumnya hadis israiliyat dihukumi sahih dan dapat dijadikan hujjah jika semua persyaratan hadis sahih terpenuhi. Namun berbeda dalam pandangan syekh Mah}mud Abu Rayyah dalam menghukumi hadis israiliyat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, kualitas hadis tentang larangan memaksa dalam meminta riwayat imam Muslim nomor indeks 1038 yaitu Sahih li dhatihi karena telah memenuhi kriteria hadis sahih serta tidak bertentangan dengan Alquran dan hadis sahih lainnya. Sehingga hadis ini berstatus Maqbul Ma’mulun bih yaitu bisa dijadikan hujjah sekaligus bisa diamalkan. Akan tetapi hadis ini dihukumi Da‘if oleh syekh Mahmud Abu Rayyah karena ada salah satu perawi yang di jarh{ dan dianggap pembohong. Dari perbedaan pendapat tersebut membuktikan bahwa keilmuan hadis bervariasi dan akan selalu berkembang dengan tema-tema dan kajian yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Arofah, FajriyatulFarofah25@gmail.comE95217051
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIchwayudi, Budi--2016047602
Subjects: Pemikiran
Agama dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: Kehujjahan; Israiliyat; syekh Mahmud Abu Rayyah.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: Fajriyatul Atofah
Date Deposited: 28 Jul 2021 12:04
Last Modified: 28 Jul 2021 12:04
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/48954

Actions (login required)

View Item View Item