Konseling Islam dengan Assertive Training dalam mengatasi sulit bersosialisasi pada seorang anak penderita Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Layliya, Taufik Nur (2016) Konseling Islam dengan Assertive Training dalam mengatasi sulit bersosialisasi pada seorang anak penderita Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (254kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (200kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (220kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (650kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (767kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (558kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (152kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (204kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (384kB) | Preview

Abstract

Fokus penelitian ini adalah (1) Apa penyebab anak terkena epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya?; (2) Bagaimana proses konseling Islam dengan assertive training dalam mengatasi sulit bersosialisasi pada seorang anak penderita epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya?; dan (3) Bagaimana hasil Konseling Islam dengan assertive training dalam mengatasi sulit bersosialisasi pada seorang anak penderita epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya?. Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan analisa studi kasus. Analisis dilakukan berdasarkan wawancara dan observasi beserta pendampingan yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui salah satu pengembangan dari teknik classical conditioning yaitu assertive training. Teknik assertive training yang dilakukan sambil observasi dengan menambahkan dan mengurangi tingkah laku yang teramati selama proses pendampingan. Proses konseling Islam dengan assertive training untuk sulitnya bersosialisasi pada anak epilepsi dilakukan oleh konselor dengan membiasakan klien untuk dapat bersosialisasi dengan orang sekitarnya dengan cara membiasakan mengajak klien untuk bermain kerumah tetangga atau orang yang ada di sekitar rumah klien. Selain itu juga konselor membekali klien dengan life skill seperti klien di biasakan untuk bisa memakai pakaian sendiri, makan sendiri, dan keterampilan lainnya dan itu dilakukan kepada klien agar klien lebih mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Adapun peran dan fungsi konselor dalam proses konseling ini lebih banyak menjadi terapis dan pembimbing bagi klien serta sahabat untuk klien. Sedangkan hubungan antara konselor dan klien mengikuti prinsip yang telah disebutkan sebelumnya bahwa hubungan baik berpengaruh terhadap proses konseling. Sehingga hubungan yang terjadi tidak kaku. Hasil akhir dari proses konseling terhadap klien dalam penelitian ini tergolong berhasil dengan prosentase 67,7%. Hasil ini dapat dilihat dari adanya perubahan klien yang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Layliya, Taufik Nur--B53212088
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorNingsih, Yusriayusrianingsih@yahoo.com2018057601
Subjects: Bimbingan Konseling
Keywords: Konseling Islam; Assertive Training; penderita Epilepsi
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Bimbingan dan Konseling Islam
Depositing User: laylia taufik
Date Deposited: 24 Mar 2016 06:35
Last Modified: 26 Nov 2019 08:22
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/4958

Actions (login required)

View Item View Item