Studi komparasi Qaul Jadid Imam Syafi’i dan Tono Saksono tentang penentuan awal waktu Isya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Utami, Aprelia Candra Wahyu (2021) Studi komparasi Qaul Jadid Imam Syafi’i dan Tono Saksono tentang penentuan awal waktu Isya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Aprelia Candra Wahyu Utami_C97217014.pdf

Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini menjawab dari rumusan masalah, sebagai berikut: bagaimana hasil ijtihad Qaul Jadid Imam Syafi’i dan kriteria Tono Saksono dalam penentuan awal waktu Isya?, serta bagaimana komparasi hasil ijtihad Qaul Jadid Imam Syafi’i dan kriteria Tono Saksono dalam penentuan awal waktu Isya?. Penyusunan skripsi ini, menggunakan jenis penelitian library research (studi pustaka), yang bersifat deskriptif kualitatif. Data primer yang digunakan adalah hasil ijtihad Qaul Jadid Imam Syafi’i dan koreksi Tono Saksono dalam penentuan awal waktu Isya. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data perhitungan hasil formulasi awal waktu Isya menurut Kemenag RI, dan data pengamatan berupa hasil rekaman kecerlangan langit menggunakan alat Sky Quality Meter, yang didapatkan dari salah satu pegiat falak Kabupaten Gresik, yaitu Gus Ibnu Zahid Abdo El-Moeid. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode library research (studi pustaka). Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian yang diangkat. Seusai tahap pengumpulan data, dilakukan proses analisis data dengan menggunakan metode analisis komparatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjawab dari rumusan masalah: pertama, menurut Qaul Jadid Imam Syafi’i, waktu Magrib adalah selama mencukupi untuk melaksanakan azan, wudu, menutup aurat, dan salat lima rakaat. Kemudian masuk waktu Isya, yang masuk setelah hilangnya mega merah. Tono Saksono mengoreksi ketinggian Matahari awal waktu Isya yaitu -11,5°. Kedua, dari perhitungan yang dilakukan, menghasilkan rentang waktu antara Magrib dan Isya kurang lebih selama 43 menit. Dari kedua pendapat tersebut, Dari kedua pendapat, yaitu Qaul Jadid Imam Syafi’i dan Tono Saksono, belum dapat dipastikan apakah kedua pendapat tersebut sejalan atau justru berbanding terbalik, karena belum adanya penelitian secara ilmiah terkait dengan awal waktu salat Isya Qaul Jadid Imam Syafi’i. Kriteria ketinggian Matahari Tono Saksono dengan Kemenag RI memiliki perbedaan waktu sekitar 27 menit. Menurut kriteria Kemenag RI, Magrib dan Isya memiliki rentang waktu sekitar 70 menit. Sedangkan menurut koreksi Tono Saksono, hanya sekitar 43 menit. Hasil uji Sky Quality Meter (SQM), dinilai lebih sesuai dengan kriteria Kemenag RI, dan berbanding jauh jika dibandingkan dengan koreksi Tono Saksono. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penentuan titik ekstrem, sebagai tanda masuknya waktu Isya pada hasil olah data SQM yang didapatkan dengan olah data penelitian yang telah dilakukan oleh Tono Saksono. Dengan adanya perbedaan waktu yang cukup signifikan, pemerintah atau khususnya ilmuwan falak perlu mempertimbangkan kembali terkait masuknya awal waktu Isya, disertai dengan alasan yang tegas dan logis agar tidak menjadi kebingungan bagi masyarakat umum.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Utami, Aprelia Candra Wahyuapreliachandra@gmail.comC97217014
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorQulub, Siti Tatmainulnungky_diamond@yahoo.com2029128901
Subjects: Hisab dan Rukyah
Keywords: Penentuan Waktu isya'; Ilmu Falak; kriteria Tono Saksono dalam penentuan awal waktu Isya.
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Falak
Depositing User: Aprelia Candra Wahyu Utami
Date Deposited: 05 Dec 2021 10:05
Last Modified: 05 Dec 2021 10:05
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/51248

Actions (login required)

View Item View Item