Mengembalikan Peran Sosial Gelandangan dan Pengemis (GEPENG) melalui program pemberdayaan desaku menanti kota Malang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Qadirriah, Riska Resaria Indah (2022) Mengembalikan Peran Sosial Gelandangan dan Pengemis (GEPENG) melalui program pemberdayaan desaku menanti kota Malang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Riska Resaria Indah Qadirriah_I93218086.pdf
Download (1MB)

Abstract

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membahas tentang proses pemberdayaan, bentuk penerapan, dan faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam program pemberdayaan di Desaku Menanti. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pemberdayaan, bentuk penerapan, dan faktor pendukung maupun faktor pengambat dalam program pemberdayaan di Desaku Menanti untuk mengembalikan peran sosial gelandangan dan pengemis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemilihan subjek penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Teori yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah teori Struktural Fungsional Talcott Parsons dengan konsep AGIL. Hasil menunjukkan bahwa: (1) Gelandang dan Pengemis dapat mengikuti program pemberdayaan Desaku Menanti, menjalani beberapa proses tahapan diawali dengan data yang terkena pada saat razia dan bisa mendaftar sendiri. Kemudian dilakukan survei kebenaran dan sesuai kriteria dari pemerintah. (2) Bentuk yang diberikan oleh pemerintah yaitu; Fasilitas rumah sebagai hak tinggal; Kebutuhan pokok dan uang diawal sebagai modal usaha; Fasilitas pendidikan; Fasilitas keagamaan; Beragam pelatihan sesuai minat dan bakat. (3) Faktor yang mempengaruhi lancar dalam program pemberdayaan pemerintah yaitu faktor pendukung seperti fasilitas rumah berharap menjadi hak milik; Lingkungan yang baik; Fasilitas Wisata topeng; Sekolah anak dan pekerjaan warga. Selanjutnya faktor penghambat seperti lokasi yang jauh dari keramaian; Penjualan tidak dapat berkembang dan wisata topeng sepi pengunjung; Pergantian ketua dinas sehingga kurang kepeduliannya terhadap gelandangan dan pengemis.