Batasan waktu mencukur bulu kemaluan, bulu ketiak, kuku, dan kumis tidak lebih dari empat puluh hari: kajian ma’anil hadis Sahih Muslim Nomor Indeks 258

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Al-kirom, Muhammad Masykur Ubaidillah (2022) Batasan waktu mencukur bulu kemaluan, bulu ketiak, kuku, dan kumis tidak lebih dari empat puluh hari: kajian ma’anil hadis Sahih Muslim Nomor Indeks 258. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Muhammad Masykur ‘Ubaidillah Al-Kirom_E0527010.pdf
Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pemaknaan hadis tentang, Batasan Waktu Mencukur Bulu Kemaluan, Bulu Ketiak, Kuku, Dan Kumis Tidak Lebih Dari Empat Puluh Hari pada kitab Sahih Muslim Nomor Indeks 258. Bermula dari kebiasaan orang-orang yang sering membiarkan bulu tersebut tumbuh panjang tanpa menghiraukan dampak bagi diri sendiri dan orang lain. Hadis ini diteliti menggunakan kritik sanad dan kritik matan yang sesuai dengan apa yang ada. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemaknaan secara jelas mengenai hal-hal apa saja yang terkandung dalam hadis Sahih Muslim Nomor Indeks 258.telah diteliti Hadis ini pada kitab Sahih Muslim Nomor Indeks 258 berkedudukan sahih lidzatihi yang mana kedudukan ini paling tinggi dan secara otomatis hadis ini dapat diterima dan dapat diamalkan (maqbul wa ma’mulun bih). Tujuan dari Rasulullah memberikan batasan waktu tidak lebih dari empat puluh hari tidak lain untuk menjaga kebersihan diri sendiri agar tidak ada penyakit karena tempat yang ditumbuhi bulu yang lebat mudah menimbulkan minyak dan bau yang tak sedap.