Penafsiran qira’ah dalam surah al-Fatihah: studi komparasi antara Kitab al- Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Al-Qurthubi dan Tafsir al-Azhar Karya Buya Hamka

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

'Ulum, Muwaviyah Nihayatil (2022) Penafsiran qira’ah dalam surah al-Fatihah: studi komparasi antara Kitab al- Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Al-Qurthubi dan Tafsir al-Azhar Karya Buya Hamka. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muwaviyah Nihayatil 'Ulum_E93217125.pdf

Download (1MB)

Abstract

Al-Qur’an merupakan salah satu keajaiban dunia berupa Kalam Allah SWT. yang sampai pada manusia, yang dapat dirasakan kehebatan maupun keistimewaanyaa, salah satunya adalah memberikan ilmu pengetahuan, peringatan, pengobatan, dan solusi dari segala permasalahan di dunia. Dalam ranah pengetahuan, al-Qur’an merupakan peran penting sebagai sumbernya, dan ilmu-ilmu lain adalah alat sebagai pembantu dalam proses pemahaman ilmu al-Qur’an. Qira’ah merupakan salah satu keistimewaan dari al-Qur’an, yang berfungsi untuk memudahkan umat Muslim dalam membaaca al-Qur’an, meski berbeda-beda lisan, dan dialek pengucapan al-Qur’an, dan sebagai sarana untuk membantu memahami al-Qur’an, terutama dalam penentuan istinbath hukum. Umat Islam sendiri memiliki banyak sosok mufassir hebat yang mampu menafsirkan, memahami, dan mentakwilkan al-Qur’an dengan segala upaya dan kemampuannya. Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua mufassir menggunakan ilmu qira’ah sebagai alat untuk membantu menafsirkan. Oleh karena itu, penelitian ini, berusaha mengupas makna dalam lafadz qira’ah yang ada pada Surah Al-Fatihah, yang di dalamnya sebagian besar mengandung ilmu tauhid.Al-Qurthubi dan Buya Hamka merupakan mufassir yaang sama-sama menganut paham Ahlu Sunnah dalam hal teolog, namun keduanya memiliki perbedaan dalam mentakwilkan ayat qira’ah pada surah Al-Fatihah yang mengandung ketauhidan. Al-Qurthubi berpendapat bahwa malik lebih unggul dalam hal makna yang berarti raja, sedang malik lebih unggul dari segi lafadz dan bermakna kepemilikan. Berkebalikan dengan Buya Hamka yang berpendapat bahwa malik diartikan sebagai penguasa, sedang malik bermakna memiliki. Namun kembali lagi pada hikmah qira’ah yang brfungsi sebagai pelengkap atau penjelas makna. Dengan demikian, varian qira’ah dalam surah Al-Fa>tihah sangatlah berkaitan dalam mengungkap Dzat dan sifat Allah SWT.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
'Ulum, Muwaviyah Nihayatilmuwavy.alulumuddin@gmail.comE9321715
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIffah, Iffahivamuzammil@yahoo.co.id2013076902
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Al-Qur’an; Qira’ah; Tauhid
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Muwaviyah Nihayatil ‘Ulum
Date Deposited: 28 Apr 2022 02:07
Last Modified: 28 Apr 2022 02:07
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/53063

Actions (login required)

View Item View Item