التوسل في القران: دراسة مقارنة بين تفسير ابن تيمية وقريش شهاب

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dianah, Nur (2011) التوسل في القران: دراسة مقارنة بين تفسير ابن تيمية وقريش شهاب. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Nur Dianah_E53207021.pdf

Download (3MB)

Abstract

Tawasul merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas dan masih diperbincangkan dalam khalayak tradisi masyarakat umum. Apalagi dalam kalangan mufasir mutagadimin maupun muta'akhirin yang mana terdapat beragam pemahaman tentang tawasul tersebut. Karena dalam hal ini disebabkan oleh beragamnya sebuah pemahaman dan pcndapatnya pula dalam menafsiri ayat-ayat Al-Quran yang mana sesuai dengan corak, metode penafsiran, dan pengaruh pemikiran yang dipergunakan, demikian pula dengan tawasul menurut penafsiran Ibnu Taimiyah dan M. Quraish Shihab. Tujuan dari penclitian ini adalah untuk mengetahui pendapat kedua mufasir tersebut tentang Tawasul, dan mengetahui persamaan dan perbedaan berdasarkan dengan penafsiran ayat Al-Quean dari keduanya. Tradisi tawasul sudah ada sejak zaman Rasulullah dan para Sahabatnya. Dan untuk mengetahui masing-masing perbedaan pendapat dari pembahasan di atas, maka dilakukan sebuah kajian yang berhubungan dengan ayat-ayat al-Qur'an tentang tawasul. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis, komparasi dan juga berbasis penelitian kepustakaan ( libraty research ) dari pendapat keduanya, yang mana Ibnu Taimiyah melalui penafsirannya dalam kitab Tafsir al-Kabir dan M. Quraish Shihab melalui karya tafsirnya Tafsir Al- Misbah, selanjutnya akan dilakukan dengan membandingkan antara persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Dari pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pendapat keduanya tentang tawasul adalah sama hanya saja yang menjadi perbedaan diantara keduanya adalah bahwa M. Quraish Shihab sedikit mentolcrir dan memperbolehkan tawasul melalui orang yang sudah meninggal, yang mana pendapat ini disetujui oleh Sayyid Muhammad Thanthawi dan pemikiran ini meruju. kepada pendapat Al-Alusi. Pada dasarnya dari kedua mufasir ini, memperbolehkan tawasul hanya saja masyarakat menjadikan tawasul sebagai Inhiraf (khurafat) maka dari situlah Ibnu Taimiyah tidak memperbolehkan bertawasul. Tetapi, M. Quraish Shihab adalah tipikal mufasir yang bersikap moderat yang tidak pemah menjustifikasi satu pendapat yang ada tetapi, beliau hanya menawarkan beberapa pendapat yang ada dan mengajak para pembaca untuk berpikir secara objektif tentang perbuatan-perbuatan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat, yang mana tradisi tersebut masih dilakukan oleh masyarakat dalam fenomena kehidupan sekarang.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Dianah, NurUNSPECIFIEDE53207021
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHasan, Muzayyanah MutashimUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Tawasul; tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 25 May 2022 07:46
Last Modified: 25 May 2022 07:46
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/53398

Actions (login required)

View Item View Item