Analisis komparatif pendapat Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan Imam Munawi tentang hukum membuat patung

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rahmadani, Alfi (2022) Analisis komparatif pendapat Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan Imam Munawi tentang hukum membuat patung. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Alfi Rahmadani_C05217002.pdf

Download (2MB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Analisis Komparatif Pendapat Imam Ibnu H{ajar al-Haitami dan Imam Munawi tentang Hukum Membuat Patung” adalah penelitian yang bertujuan untuk menjawab: 1. bagaimana pendapat imam Ibnu Hajar al-Haitami dan imam Munawi tentang hukum membuat patung, 2. bagaimana analisis komparatif pendapat imam Ibnu H{ajar al-Haitami dan imam Munawi tentang hukum membuat patung. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan yang mana data-datanya diambil dari buku, jurnal, dan sejenisnya. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif analitis dengan metode pendekatan komparatif, yang selanjutnya akan disusun secara sistematis sehingga menjadi data yang konkrit mengenai pendapat imam Ibnu H{ajar al-Haitami dan imam Munawi tentang hukum membuat patung, yang selanjutnya data tersebut diolah kemudian dianalisis sehingga bisa ditarik sebuah kesimpulan. Penelitian ini mengambil sumber primer dari kitab Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj karangan imam Ibnu Hajar al-Haitami dan kitab Faidul Qodir fi Jami’ al-Saghir karangan imam Munawi dan data sekunder yang lain sebagai literatur pendukung yang relevan dengan permasalahan tersebut. Hasil penelitan menyimpulkan bahwasanya: imam Ibnu Hajar al-Haitami berpendapat hukum membuat patung adalah haram secara mutlak, karena termasuk menandingi ciptaan Allah, Dalam hal ini dasar pendapat Ibnu Hajar berpegang pada al-Sunnah yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas yang menjelaskan keharaman gambar yang memiliki bayang-bayang atau disebut juga patung. Imam Munawi memiliki pendapat yang berbeda jika patung berbentuk makhluk hidup yang bernyawa (memiliki ruh), maka haram. Jika patung berbentuk makhluk-makhluk fiktif atau tidak ada seserupaannya maka boleh, Dalam hal ini imam Munawi menggunakan hadith yang diriwayatkan oleh sayidatina ‘Aisyah sebagai dalil diperbolehkannya menggambar atau membuat patung dari makhluk yang tidak ada seserupaannya, contohnya patung kuda bersayap, atau makhluk yang memiliki sayap. Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan Imam Munawi juga memiliki persamaan dan perbedaan pendapat. Persamaannya adalah, dalam hal mengenai patung itu berbentuk tiruan makhluk hidup yang bernyawa hukumnya haram. Segi perbedaan adalah: pertama, imam Ibnu Hajar al-Haitami berpendapat hukum membuat patung mutlak haram. Kedua, Imam Munawi berpendapat membuat patung dari bentuk makhluk-makhluk fiktif hukumnya boleh.Saran kepada pengrajin-pengrajin patung, alangkah baiknya membuat patung dari makhluk-makhluk hidup yang fiktif, dan hendaknya tidak terlalu menyerupai makhluk hidup, entah kepala saja atau anggota tubuh yang lainnya, yang terpenting tidak utuh bentuk tubuh. Agar tidak terjerumus kepada kekufuran.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rahmadani, Alfirahmadanialfi1@gmail.comC05217002
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorArifin, Zainulzainularifin231@gmail.com2017047102
Subjects: Hukum Islam
Keywords: Patung; pembuatan patung; Imam Ibnu Hajar alHaitami; Imam Munawi
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Alfi Rahmadani
Date Deposited: 10 Jun 2022 06:00
Last Modified: 10 Jun 2022 06:00
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/53483

Actions (login required)

View Item View Item