Unsur lokal penafsiran kisah Ashab Al-Sabt dalam Kitab Tafsir Al-Azhar Karya Hamka

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Aini, Anisfatul (2022) Unsur lokal penafsiran kisah Ashab Al-Sabt dalam Kitab Tafsir Al-Azhar Karya Hamka. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Anisfatul Aini_E93218083.pdf

Download (2MB)

Abstract

Ashab Al-Sabt merupakan salah satu kisah menarik yang terdapat dalam Al-Qur’an, dimana suatu kaum yang tinggal di sekitar pantai melanggar peraturan untuk fokus beribadah dan tidak bekerja pada hari Sabtu. Salah satu mufassir mashur Indonesia, Hamka, dalam menafsirkan ayat-ayat mengenai kisah Ashab Al-Sabt, seringkali menyampaikan aspek lokal ke-Indonesia-an. Menurut Hamka, kaum tersebut pada akhirnya diazab dengan dirubah menjadi beruk. Dalam tafsir Al-Azhar disebutkan bahwa, masyarakat di Sumatera Barat memiliki kebiasaan memelihara beruk yang selalu meminta makanan kepada manusia yang melewatinya, jika tidak diberi, beruk tersebut akan mencibir dan ketika diberi maka akan meminta lagi dan lagi (serakah). Penelitian ini memiliki tiga permasalahan pokok yang menjadi topik utama. Pertama, berkaitan dengan bentuk atau macam lokalitas yang disampaikan Hamka dalam menafsikan kisah Ashab Al-Sabt, kedua, latar belakang penggunaan lokalitas dalam melakukan upaya penafsiran tekhusus pada kisah Ashab Al-Sabt dan ketiga, mengenai tujuan dari penyampaian lokalitas terhadap penafsiran ayat terkait kisah Ashab Al-Sabt dalam kitab tafsir Al-Azhar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dimana dalam penyampaian materi cenderung dipaparkan secara mendalam dan rinci. Penelitian ini menunjukkan bahwa unsur lokal yang disampaikan Hamka dalam menafsirkan kisah Ashab Al-Sabt terdiri dari dua aspek, yakni penggunaan bahasa Indonesia dan aksara latin, juga penyebutan realitas sosial meliputi penyampaian kebiasaan dan budaya yang terjadi, contohnya penjelasan Hamka mengenai kebiasaan beruk yang ketika lapar akan mengambil pisang, ketala, jagung di lahan milik warga dan kemudian merusak ladang tersebut. Latar belakang penggunaan lokalitas ini berkaitan erat dengan basis kehidupan sosial Hamka yang beragam, mulai dari mufassir, mubaligh, ulama’ terkemuka yang lahir, tumbuh dan berkarya di Indonesia. Tujuan disampaikannya lokalitas dalam penafsiran kisah Ashab Al-Sabt adalah untuk menjelaskan kisah tersebut agar bisa dengan mudah dipahami pembaca khususnya di Indonesia, yang kemudian menghasilkan penafsiran bahwa, perubahan kaum tersebut menjadi beruk disebabkan sifat hewan tersebut yang serakah, suka mencibir, memakan dan merusak tanaman dan ladang warga, terlepas dari kemampuan dan kelebihannya yang dibutuhkan manusia. Perubahan yang dimaksud adalah dari sifat dan perilakunya. Karena tidak heran ketika ada hewan yang berperilaku seperti hewan, yang memalukan dan hina adalah jika bentuk fisik serupa dengan manusia, namun perilaku menyerupai hewan yang pada dasarnya memang tidak dikaruniai akal.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Aini, AnisfatulAnisfatulaini02@gmail.comE93218083
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSyarief, Muhammad--2010105601
Subjects: Al Qur'an
Keywords: Hamka; Tafsir Al-Azhar; Lokalitas Ashab Al-Sabt
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Anisfatul Aini
Date Deposited: 14 Jun 2022 13:43
Last Modified: 14 Jun 2022 13:43
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/53503

Actions (login required)

View Item View Item