Terapi Shalat Bahagia untuk mengatasi keraguan shalat pada remaja pecandu minuman keras di Lidah Kulon Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ismail, Harun (2022) Terapi Shalat Bahagia untuk mengatasi keraguan shalat pada remaja pecandu minuman keras di Lidah Kulon Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Harun Ismail_B93216083.pdf
Download (2MB)

Abstract

Penelitian yang menelaah tentang perilaku meyimpang dalam kehidupan seorang remaja, dimana perilaku tersebut mempengaruhi perbuatan wajib yang dilakukannya. Perbuatan menyimpang yang dimaksud adalah hal minum – minuman keras secara berlebihan, serta perbuatan wajib meliputi shalat lima waktu. Oleh karenanya peneliti mencoba menganalisa langkah penyelesaian masalah yang ada, dengan menggunakan Terapi Shalat Bahagia yang dianggap mampu memberikan perbedaan atas perilaku irasional remaja tersebut. Dalam rekontruksi perilaku irasional remaja ini, peneliti mengaplikasikan bentuk pendekatan kualitatif dengan langkah studi kasus (case study), dimana peneliti saat memahami objek yang ditelitinya secara jeas dan benar. Pendekatan kualitatif yang digunakan dikategorikan dalam bentuk deskriptif agar suatu kejadian yang terjadi dalam lapangan dapat tersampaikan sesuai dengan apa yang dituliskan. Hasil akhir yang tercapai dalam penelitian menunjukkan bahwa Terapi Shalat Bahagia dapat memodifikasi pemikiran irasional remaja dengan perlahan, merubah arah pemikiran yang awalnya merasa shalat yang dikerjakan tidak memiliki makna menjadi sebaliknya. Melalui proses tambahan kepada remaja tersebut diberikan tugas sederhana yang sekiranya konseli dapat mengurangi perbuatan minum – minuman eras yang membuatnya terpengaruh pemikiran irasional tersebut menjadi berkurang atau bahkan tidak sama sekali. Dalam proses Terapi Shalat Bahagia tentunya memberikan sisi kebaikan yang berlebih yang mengarah kepada ilmu keislaman, diantaranya adalah memberikan pengertian kepada remaja tersebut bagaimana hakikat shalat yang menuju kearah lebih baik, memberikan makna bahwa setiap perbuatan yang dilakukan sejelek siapapun manusianya akan tetap diberikan nilai kebaikan oleh Allah SWT, dan selayaknya hidup adalah hidup yang selaras dengan Al-Quran dan hadits dimana memberikan manfaat bagi sesama manusia serta dirinya sendiri.