This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Mubarok, Ahmad Rifki (2022) Fast Track Legislation dalam pembentukan undang-undang di Indonesia: undang-undang nomor 7 tahun 2020 tentang mahkamah konstitusi. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Ahmad Rifki Mubarok_02040420002 OK.pdf Download (1MB) |
Abstract
Indonesia adalah negara hukum hal tersebut berdasar Pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945 atau memiliki istilah Rechtsstaat. Revisi undang-undang Mahkamah Konstitusi menuai kontroversi karena pembahasannya yang dinilai sangat cepat dan terkesan terburu-buru sebab RUU MK disahkan hanya dalam jangka waktu 7 hari dan pada situasi pandemi Covid-19. Revisi UU MK tidak sesuai dengan UU No. 12/2011 sebab tidak terdaftar dalam Prolegnas Prioritas dan merupakan terdaftar dalam kumulatif terbuka Fast Track Legislation dapat menjadi sebuah mekanisme yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi masalah seperti halnya pembentukan UU MK tersebut. Fast Track Legislation adalah proses pembentukan undang-undang melalui tahapan pembahasan yang dapat dimulai secara cepat untuk menghindari proses penyusunan peraturan perundang-undangan serampangan. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Mekanisme Pembentukan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Mahkamah Konstitusi? dan Apakah Fast Track Legislation Dapat Diterapkan Dalam Mekanisme Pembentukan Undang-Undang di Indonesia?. Dalam penelitian menggunakan teori pembentukan perundang-undangan dan teori fast track legislation. Dalam penelitian ini menggunakan 4 macam pendekatan hukum normatif diantaranya, Pertama, pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan Kasus (Case Approach), pendekatan Konseptual (Conceptual Approach), Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach). RUU MK merupakan sebuah aturan yang dibuat diluar prolegnas oleh sebab itu RUU MK ini masuk dalam daftar kumulatif terbuka subtansinya melenceng dari dasar putusan MK terdahulu. Cepatnya proses pembentukan undang-undang nomor 7 tahun 2020 tentang mahkamah konstitusi membuat partisipasi masyarakat terabaikan sebab tidak masuknya RUU MK ini pada Program Legislasi Nasional menyebabkan tidak terpenuhinya fase penyebaran luasan rancangan undang-undang mahkamah konstitusi ini.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Hukum Hukum > Hukum Tata Negara |
||||||||||||
Keywords: | Pembentukan Perundang-Undangan; Fast Track Legislatian. | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Hukum Tata Negara Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Ahmad Rifki Mubarok | ||||||||||||
Date Deposited: | 27 Jul 2023 03:01 | ||||||||||||
Last Modified: | 27 Jul 2023 03:01 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/55763 |
Actions (login required)
View Item |