Reinterpretasi hadis poligami kajian maanil hadis: dalam Kitab Sunan Baihaqi nomer indeks 13450

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mawardah, Shofi (2022) Reinterpretasi hadis poligami kajian maanil hadis: dalam Kitab Sunan Baihaqi nomer indeks 13450. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Shofi Mawardah_E05215031 ok.pdf

Download (2MB)

Abstract

Belakangan ini, poligami sudah tidak lagi tabu di mata masyarakat. Bahkan poligami sudah ada sejak zaman Rasulullah. Banyak para lelaki yang melakukan poligami dengan beberapa alasan. Namun mereka melupakan keadilan yang harus dilaksanakan oleh suami yang poligami. Dari sini penulis akan meneliti hadis tentang kebolehan poligami pada kitab sunan al-Kabir karya Imam Baihaqi. Penilitian akan mencari jawaban tentang 1) Bagaimana kehujjahan hadis poligami dalam kitab Sunan Baihaqi nomor indeks 13450? 2) Bagaimana kualitas sanad dan matan hadis poligami dalam kitab Sunan Baihaqi nomor indeks 13450? 3) Bagaimana reinterpretasi hadis poligami dalam kitab Sunan Baihaqi nomor indeks 13450? Model penelitian yang saat ini digunakan adalah kualitatif, yang mana dalam segi penyajiannya menggunakan tehnik deskriptif analisis. Penelitian ini berobjek pada kitab Sunan al-Kabir karya Imam Baihaqi yang membahas tentang kebolehan berpoligami. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu library research, yaitu menitikberatkan terhadap literature-literatur baik primer maupun sekunder. Penelitian ini memberikan jawaban yaitu, 1) Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Hafidh dengan Ibnu Abbas sebagai mukharrij nya dapat dikategorikan sebagai hadis mauqufghairu mausul yaitu hadis mauquf yang sanadnya tidak bersambung. Dikatakan hadis mauquf karena sanadnya terhenti pada sahabat, yaitu Abdullah bin Abbas. Hadis mauquf tidak dapat dijadikan hujjah kecuali ada qarinah yang menjadikannya marfu’. 2) Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Hafidh dengan Ibnu Abbas sebagai mukharrij nya termasuk hadis yang sanadnya terputus. Hal ini dikarenakan Sa’id bin Jubair sebagai perawi ke sembilan tidak hidup sezaman dengan Thalhah dan juga tidak ada riwayat yang mengatakan bahwa mereka pernah menjadi guru dan murid. Selain itu, kritikus hadis mengungkapkan bahwa Sa’id bin Jubair lemah dalam hafalannya. Tetapi matan dalam hadis tersebut tidak bertentangan dengan Alquran maupun hadis lain. 3) Reinterpretasi dari hadis tersebut adalah Poligami diizinkan oleh Nabi dengan mengungkapkan syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh suami karena ada beberapa hal yang menjadi akibat buruk dari poligami ini yaitu timbulnya ketidak adilan dan kecemburuan dari pihak wanita atau istri yang sangat berpengaruh kepada pelaksanaan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Mawardah, Shofishofimawardah@gmail.comE05215031
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIlmiyah, Dakhirotuldakhirotulilmiyah74@gmail.com2007027401
Subjects: Hadis
Keywords: Reinterpretasi; Sunan al Kabir; poligami
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: shofi mawardah
Date Deposited: 21 Sep 2022 07:34
Last Modified: 21 Sep 2022 07:34
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/55903

Actions (login required)

View Item View Item