Tradisi mengkijing makam dalam masyarakat jawa: studi analisis hadis riwayat al-nasa’I nomor indeks 2028

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Anamiyatuzzulfa, Aisah (2022) Tradisi mengkijing makam dalam masyarakat jawa: studi analisis hadis riwayat al-nasa’I nomor indeks 2028. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Aisah Anamiyatuzzulfa_E95218071 OK.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini berangkat dari adanya sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, yaitu tradisi mengkijing pada makam. Tradisi tersebut umumnya dilakukan di pemakaman umum dengan membangun batu kijing diatas makam. berkaitan dengan tradisi tersebut, disini penulis menjumpai adanya hadis yang membicarakan dilarangnya membuat bangunan di atas makam. berdasarkan fenomena tersebut, penulis akan menggali jawaban apakah tradisi pada masyarakat Jawa tersebut termasuk kedalam larangan yang disebutkan oleh hadis. Adapun rumusan masalah pada penelitian kali ini yaitu pertama, Bagaimana kualitas serta kehujjahan hadis al-Nasa’i Nomor 2028. Kedua, Bagaimana pemaknaan hadis al-Nasa’i Nomor 2028. Ketiga, Bagaimana Implikasi hadis larangan membangun makam dengan tradisi mengkijing pada zaman ini. Penelitian ini memakai metode kualitatif yang mana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan (library research). Adapun proses analisisnya ialah dengan mengumpulkan berbagai data kepustakaan seperti dari buku, kitab, dan jurnal. Data primer yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari kitab Sunan al-Nasa’i Nomor 2028. Sedangkan data skunder berasal dari buku-buku lain yang masih berhubungan dengan pembahasan dalam penelitian ini. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) hadis dalam riwayat al- Nasa’i tersebut berkualitas sahih lidhatihi dan bisa dipakai untuk hujjah. 2) pemaknaan hadis tersebut yaitu bahwa bangunan diatas kubur itu dibolehkan jika itu kubur ulama, dengan alasan agar bisa dihidupkan ziarah dengan mengambil berkah darinya. Kemudian apabila bangunan itu berada dipemakaman umum ialah dilarang sebab tanah umum ialah hak milik orang banyak. Dan dibolehkan ditanah pribadi jika tidak bertujuan menghias. 3) implikasi larangan pada hadis dengan tradisi mengkijing makam dalam masyarakat Jawa terdapat dampak negatif dan positifnya. Pertama, dampak negatif yang ditimbulkan ialah jika mengkijing diterapkan di tanah waqaf akan mengurangi sisi kemaslahatan yang diperuntukkan orang banyak. Seperti akan mempersempit lahan pemakaman. Kedua, dari segi perlengkapan saat tradisi tersebut banyak mengeluarkan biaya yang dalam segi ekonomi merupakan perbuatan menghamburkan uang untuk hal yang kurang bermanfaat. Ketiga, dampak positif diperoleh saat pra prosesi tradisi tersebut, seperti pembacaan yasin, dan tahlil. hal tersebut bermanfaat untuk mendatangkan rahmat bagi ahli kubur. Adapun untuk bangunan makam persepktif hadis ialah bahwa makam itu ditinggikan sekitar satu jengkal, dengan alasan agar diketahui bahwa itu merupakan makam seseorang.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Anamiyatuzzulfa, Aisahanamiyazulfa@gmail.comE95218071
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIlmiyah, Dakhirotuldakhirotulilmiyah74@gmail.com2007027401
Subjects: Kebudayaan
Kebudayaan Jawa
Adat
Keywords: Mengkijing Makam; Jawa, Al-Nasa’ i
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: Aisah Anamiyatuzzulfa
Date Deposited: 26 Jul 2023 14:36
Last Modified: 26 Jul 2023 14:36
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/55957

Actions (login required)

View Item View Item