Analisis yuridis terhadap ketentuan mediasi dalam perkara pembatalan perkawinan poligami: studi atas putusan Pengadilan Agama Pontianak nomor 675/Pdt.G/2018/PA.Ptk dan Putusan Pengadilan Agama Lubuk Pakam nomor 2863/Pdt.G/2021/PA.Lpk)

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Khurin'in, Dewi (2022) Analisis yuridis terhadap ketentuan mediasi dalam perkara pembatalan perkawinan poligami: studi atas putusan Pengadilan Agama Pontianak nomor 675/Pdt.G/2018/PA.Ptk dan Putusan Pengadilan Agama Lubuk Pakam nomor 2863/Pdt.G/2021/PA.Lpk). Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Dewi Khurin'in_C01218007 OK.pdf

Download (923kB)

Abstract

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan dengan metode kualitatif ,dan pendekatan yuridis normatif. Data yang digunakan berasal dari Putusan Pengadilan Agama Pontianak Nomor Register 675/Pdt.G/2018/PA/Ptk dan Putusan Pengadilan Agama Lubuk Pakam Nomor Register 2863/Pdt.G/2021/PA.lpk. sebagai dataa primer dan data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, pendapat ahli hukum, dan beberapa karya tulis yang berkenan dengan ketentuan mediasi untuk pembatalan dalam perkawinan yang kemudian dianalisis menggunakan tehnik analisis deskrifptif pola pikir deduktif. Berdasarkann analisis yuridis terhadap ketentuan mediasi perkara pembatalan dalam perkawinan pada putusan nomor 675/Pdt.G/2018/PA.Ptk hakim mengupayakan mediasi guna menyelsaikan perkara pembatalan dalam perkawainan untuk memenuhi PERMA No.1 Tahun 2016 dan juga undang-undang pasal 65 nomor 7 tahun 1989 j.o pasal 115 Kompilasi Hukum Islam yang dimana hakim pemeriksa mewajibkan kepada kedua pihak yang berpekara untuk melaksanakan mediasi, guna untuk mendamaikan kedua belah pihak yang mempunyai perkara sehingga dapat adanya perdamaian dan gugatan dalam perkawinan dapat dicabut. Tetapi dalam PERMA No.1 Tahun 2016 pasal 4 ayat 2 huruf (d) pembatalan perkawinan tergolong dalam perkara yang dikecualikan dan juga dalam KMA/032/SK/IV/2006 point (5) halaman 83 juga menjelaskan bahwasannya pembatalan perkawinan tergolong dalam perkara yang tidak wajib mediasi. Maka dari itu seharusnya dalam pembatalan perkawinan tidak seharusnya melakukan mediasi karena dalam perkara tersebut ada unsur-unsur yang melanggar peraturan perundang-undangan sehingga batal demi hukum. Sedangkan dalam putusan nomor 2863/Pdt.G/2021/PA.Lpk hakim tidak melakukan mediasi dalam perkarra pembatalan perkawinan karena hakim merujuk pada PERMA No.1 Tahun 2016 dan juga KMA/032/SK/IV/2006 sehingga bagi hakim dalam perkara pembatalan perkawinan tidak layak untuk dilakukan mediasi. Dengan kesimpulan diatas penulis mengharapkan penegak hukum terutama hakim hendaknya cermat dalam penggunaan mediasi untuk perkara perdata dalam pengadilan, guna terciptanya keadilan kepada pihak yang berpekara. Serta penulis berharap kepada pembuat undang-undang agar menjelaskan lebih jelas dalam penggunaan mediasi untuk perkara perdata.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Khurin'in, Dewidewikhurin17@gmail.comC01218007
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRohman, Holilurelrahman10@gmail.com2002108702
Subjects: Keputusan Hakim
Poligami
Perkawinan
Keywords: Mediasi; Pembatalan Perkawinan Poligami; Putusan Pengadilan Agama
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Dewi Khurin'in
Date Deposited: 27 Jul 2023 12:23
Last Modified: 27 Jul 2023 12:23
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/55961

Actions (login required)

View Item View Item