Kontekstualisasi makna takwa perspektif Wahbah al-Zuhaili dalam al-tafsir al-Munir: analisis tafsir kontekstual Abdullah Saeed

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Firdaus, Ahmad Najibul (2022) Kontekstualisasi makna takwa perspektif Wahbah al-Zuhaili dalam al-tafsir al-Munir: analisis tafsir kontekstual Abdullah Saeed. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Ahmad Najibul Firdaus E73218031 OK.pdf

Download (1MB)

Abstract

Takwa merupakan kata yang sangat penting dalam dunia Islam. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkap makna takwa dari perspektif Wahbah al-Zuhaili dalam karyanya al-Tafsir al-Munir. Takwa dalam Alquran memiliki definisi golongan manusia yang beriman kepada Allah SWT dan hal gaib yang diberitakan dalam Alquran, memenuhi perintah Allah SWT dan menjauhkan diri akan segala laranganNya. Mengerjakan perintah Allah dengan sebenar-benarnya dan menjaga keislaman hingga mati, menjauhi riba, menginfakkan harta, menahan amarah, memaafkan sesama dan segera meminta ampunan kepada Allah SWT apabila berbuat dosa. Mengenakan pakaian takwa dan menerima apapun yang telah dirisalahkan kepada para utusan Allah SWT. Ulama berpendapat bahwa takwa adalah penjabaran dari makna takwa itu sendiri. Takwa berkata dasar wiq>ayah yang berarti pemeliharaan. Dalam hal ini takwa berarti memelihara hubungan dengan Allah, memelihara diri jangan sampai melanggar larangan Allah. Al-Qurt}ubi menyebutkan dalam tafsirnya bahwa Umar bin Khattab pernah bertanya kepada Ubay cara melewati jalanan yang berduri, maka Ubay menjawab harus berhati-hati dan penuh perhitungan. Umar menambahkan bahwa perumpamaan orang yang betakwa dalam menjalani kehidupan adalah seperti orang yang melewati jalan yang berduri, yakni berhati-hati dan penuh dengan perhitungan. Orang bertakwa derajatnya lebih tinggi daripada orang yang beriman. Orang bertakwa berarti takut kepada Allah dengan memperbagus amal ibadahnya dan memurnikan doanya untuk berlindung dari ‘azab Allah. Menurut Abu Yazid al-Busta, ketika orang telah bertakwa kepada Allah, maka perkataannya hanyalah untuk-Nya dan semua perbuatannya hanya ditujukan kepada-Nya. Maka hal ini berbeda dengan pendapat dari Wahbah al-Zuhaili dalam penafsirannya terhadap ayat-ayat takwa dalam al-Tafsir al-Munir. Adapun menurut Wahbah al-Zuhaili, takwa merupakan sebuah kata yang memiliki makna yang fleksibel dan harus dilaksanakan oleh semua orang. Penelitian kepustakaan (library research) dipilih menjadi jenis penelitian skripsi ini, yakni dengan menelusuri literatur-literatur yang bertautan dengan tema dalam penelitian ini. Adapun alasan pemilihan teori kontekstualisasi Abdullah Saeed sebagai media untuk menelaah penafsiran Wahbah al-Zuhaili dikarenakan teori tersebut adalah teori yang cocok untuk diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka ditemukan perbedaan pendapat oleh Wahbah al-Zuhaili mengenai makna takwa. Yakni, menghindari hal yang membahayakan diri dengan berpegang teguh kepada Alquran, berusaha bertakwa dengan maksimal sesuai kemampuan diri, berusaha menjauhi riba dan melindungi sesama dari riba dengan menginfakkan sebagian harta, tidak hanya memperhatikan keindahan fisik akan tetapi juga mengenakan pakaian takwa.
Kata Kunci: Takwa, Kontekstual, Abdullah Saeed.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Firdaus, Ahmad Najibulnajibulfirdausahmad@gmail.comE73218031
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorKholid, Abdulalidoktaf@gmail.com2002026501
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Tafsir
Keywords: Takwa; Kontekstual; Abdullah Saeed.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Ahmad Najibul Firdaus
Date Deposited: 30 Jul 2023 04:19
Last Modified: 30 Jul 2023 04:19
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/56014

Actions (login required)

View Item View Item