Pembentukan karakter religius peserta didik melalui muatan lokal pendidikan diniyah di SMP Negeri 1 Kabuh Jombang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Aidah, Lutvi Nur (2022) Pembentukan karakter religius peserta didik melalui muatan lokal pendidikan diniyah di SMP Negeri 1 Kabuh Jombang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Lutvi Nur A'idah_D91218139.pdf
Download (1MB)

Abstract

Muatan Lokal Pendidikan Diniyah merupakan mata pelajaran tambahan yang diterapkan pada sekolah umum jenjang pendidikan dasar (SD) dan menengah pertama (SMP) di kabupaten Jombang. Adapun materi yang diajarkan dalam mulok ini meliputi: Al-Qur’an dan Tajwid, Fiqih (Syariah), Aqidah (Tauhid) dan Akhlak. Dengan adanya mulok pendidikan diniyah diharapkan peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pengalaman beragama yang mumpuni serta dapat menanamkan akhlak mulia sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pembentukan akhlak atau karakter religius peserta didik melalui muatan lokal pendidikan diniyah dan problematika apa saja yang dialami dalam penerapannya.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun data primer penelitian ini berasal dari wawancara secara mendalam terhadap pembimbing muatan lokal pendidikan diniyah, sementara analisis data dilakukan melalui proses kondensasi, penyajian data dan juga penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Upaya pembentukan karakter religius peserta didik membutuhkan waktu yang lama, perlu tahapan-tahapan panjang untuk sampai kepada internalisasi suatu karakter. Adapun pendidik dalam upaya pembentukan karakter religius menerapkan tiga metode, yaitu: metode pembiasaan, metode keteladanan dan metode penegakan aturan. Dengan melalui lima tahapan, diantaranya: pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan atau pembiasaan, dan pembudayaan. 2) Permasalahan yang dijumpai pendidik dalam pembentukan karakter religius ini adalah adanya perbedaan latar belakang peserta didik dan terbatasnya waktu di sekolah, sehingga pengawasan dan pemantauan terhadap perkembangan sikap peserta didik tidak berjalan maksimal, maka dari itu perlu adanya kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah agar peserta didik selalu dalam pengawasan dan terkontrol dari dua arah.