Dinamika industri songkok Balai Desa Bungah Gresik 1980-2021

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Najiyah, Imroatun (2022) Dinamika industri songkok Balai Desa Bungah Gresik 1980-2021. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Imroatun Najiyah _A02218018.pdf
Download (3MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Dinamika Industri Songkok Balai Desa Bungah Gresik (1980-2021)”. Di dalamnya mengangkat tiga rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana Gambaran umum desa Bungah. 2) Bagaimana sejarah perkembangan industri songkok Balai Desa Bungah Gresik dari tahun 1980-2021. 3) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan usaha industri songkok Balai Desa Bungah Gresik. Skripsi ini menggunakan pendekatan historis dan sosiologi serta teori Continuity and Change. Adapun metode yang digunakan ialah metode penelitian sejarah, yang di dalamnya memuat empat tahapan, yakni heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (Kritik sumber), Interpretasi (penafsiran data), dan historigrafi (penulisan sejarah). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Desa Bungah merupakan salah satu dari 330 desa di kabupaten Gresik yang penduduknya 100% Islam dan mayoritas bermatapencaharian sebagai pedagang dan pemilik industri. 2) Industri songkok Balai Desa telah dirintis sejak tahun 1980 oleh bapak Lazim. Awalnya, usaha ini hanya memproduksi rangka songkok saja. Kemudian usaha ini dilanjutkan oleh bapak Mimbari. Pada masa ini sudah mulai konsisten memproduksi songkok dan pemasarannya meluas hingga ke Pasuruan dan Jawa Tengah. Selanjutnya industri songkok diteruskan oleh bapak Agus. Bapak Agus melakukan inovasi dalam manajemen pemasaran sehingga pemasarannya semakin meluas hingga ke luar pulau Jawa. 3) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan usaha ini, diantaranya yaitu faktor pendukung berupa pondasi yang kuat sejak generasi pertama, pendidikan yang memadai dalam bidangnya dan kondisi sosial budaya masyarakat yang mendukung. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu keterbatasan modal, tidak ada lembaga yang khusus menaungi pengusaha songkok di desa Bungah dan persaingan pasar global.