Fenomena childfree dalam perspektif tafsir maqasidi Abdul Mustaqim

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Naily A'la, Afrida (2022) Fenomena childfree dalam perspektif tafsir maqasidi Abdul Mustaqim. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Afrida Naily A'la_E03218001.pdf
Download (2MB)

Abstract

Childfree adalah fenomena yang muncul pada akhir abad ke-20 atau tahun 1990 di Barat yakni keputusan yang diambil seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki anak setelah melaksanakan akad pernikahan, baik anak kandung, anak tiri, atau anak angkat. Motif pelaku childfree adalah asumsi ketidakmampuan pasangan atau seseorang untuk bertanggungjawab akan kehadiran anak, rasa trauma individu pada kejadian masa lalu yang takut akan dirasakan oleh sang anak, serta kondisi finansial pasangan yang dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan anak. Sedangkan bantahan dari kaum kontra bahwa childfree telah menyalahi kodrat perempuan sebagai ibu yang memiliki desain fisik untuk mengandung dan melahirkan selagi mampu. Dalih-dalih agama atas tujuan dari pernikahan adalah sarana untuk melanjutkan keturunan. Tafsir maqa>s{idi> adalah penafsiran Alquran yang menjelaskan serta mengurai tujuan diturunkannya ayat dengan dengan maksud mewujudkan kebaikan dan kemaslahatan serta meninggalkan kemadharatan umat manusia. Tafsir maqa>s}idi> hadir pada khazanah perkembangan tafsir di Indonesia serta penggagas term tafsir ini adalah Abdul Mustaqim yang mencoba menyampaikan corak tafsir maqa>s}idi> dengan komprehensif dengan berbagai pendekatan. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan childfree dalam perspektif tafsir maqa>s{idi> 2) Bagaimana kontekstualisasi tafsir maqa>s{idi> Abdul Mustaqim terhadap fenomena childfree berdsarkan kondisi saat ini. Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian yang bersifat kepustakaan (library research) ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya dengan menuturkan atau menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan tujuan memperoleh hasil yang akurat dari data-data yang dikumpulkan. Penelitian tersebut diperlukan karena peneliti ini berusaha menguraikan tafsir Maqashidi Abdul Mustaqim yang didalamnya meliputi teori-teori maqashid kemaslahatan umum dan personal kemudian memahami prinsip maqash{id yang dirangkai dalam ushul al-khamsah dan mengembangkan dimensi maqash{id. Selanjutnya mempertimbangkan kulliyat dan juziyyat, menggali konteks ayat yang dihubungkan dengan konteks hari ini termasuk fenomena childfree tanpa meninggalkan gaya penafsiran ulama klasik dengan teori ulum Alquran. Terakhir membedakan dimensi wasilah dan ghayah, ushul dan furu’, al-tsawabit dan al-mutaghayyirat yang diperkuat dengan ilmu bantu lainnya dalam batas yang cukup sehingga kesimpulan yang didapat lebih komprehensif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada dasarnya Alquran tidak pernah membicarakan tentang childfree, baik berupa anjuran atau larangan. Justru ada beberapa ayat Alquran yang mengindikasikan bahwa salah satu hikmah perkawinan adalah lahirnya seorang anak. Akan tetapi di masyarakat justru muncul fenomena childfree yang seakan-seakan berlawanan dengan syariat Islam. Tafsir maqasidi berusaha mengkaji dan menganalisa ayat Alquran yang terkait anjuran untuk memiliki keturunan dan fenomena childfree tersebut dengan menggunakan tiga aspek, yaitu: tafsir maqa>sidi sebagai nilai filsafat, metodologi, dan produk. Childfree tidak bisa dikatakan salah dan tidak sepenuhnya juga dibenarkan, melainkan perlunya adanya peninjauan dari berbagai aspek hingga terwujudnya kemaslahatan umat.