This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Miftachurroyana, Miftachurroyana (2022) Tinjauan Maqasid al-Shari’ah terhadap pernikahan pasangan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK): studi kasus di Dusun Bulak Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Miftachurroyanah_C91218118.pdf Download (2MB) |
Abstract
Skripsi ini merupakan bentuk dari hasil penelitian lapangan (field research) di Dusun Bulak Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi dengan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan pada skripsi ini ialah pendekatan studi kasus. Data yang dikumpulkan peneliti diperoleh melalui teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Kemudian dianalisis degan teori maqasid al-shari’ah dengan teknik analisis deskriptif. Selain itu peneliti juga menggunakan pola pikir deduktif dalam menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa praktik pernikahan pasangan Orang Dengan Masalah Kejiwaan di Dusun Bulak Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi sebagian besar terjadi karena saling cinta, namun ada juga yang terjadi karena perjodohan. Dari semua pasangan tersebut mengetahui bahwa calon suami atau istri telah mengalami masalah kejiwaan sejak sebelum menikah. Setelah menikah, satu pasangan diantaranya memilih cerai dan yang lain masih mempertahankan rumah tangganya. Pernikahan pasangan Orang Dengan Masalah Kejiwaan di Dusun Bulak Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi jika ditinjau dengan maqasid al-shari’ah yakni dalam maqasid al-shari’ah dijelaskan bahwa tujuan pensyariatan pernikahan ialah termasuk daruriyah al-khams berupa hifz nasl (menjaga keturunan) dan hifz nafs (menjaga jiwa). Dari pernikahan pasangan Orang Dengan Masalah Kejiwaan di Dusun Bulak Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi, hanya satu pasangan yang mencapai tujuan hifz nasl karena bisa memiliki anak normal dan merawatnya dengan baik, satu pasangan pernikahan lainnya hanya mencapai hifz nafs (menjaga jiwa) karena tetap bisa hidup bersama saling ridha meskipun tidak memiliki anak Dan dua pasangan pernikahan justru merasa dari pernikahan tersebut banyak kemadharatan, kegelisahan bahkan kesengsaraan. Selain pernikahannya memiliki anak tuna grahita, kebutuhan sehari-hari harus dibantu tetangga, juga pasangan yang memiliki masalah kejiwaan ini sangat membahayakan jiwa. Berdasarkan kesimpulan di atas, diharapkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Dusun Bulak serta orang tua atau wali yang menjodohkan anaknya dapat lebih memperhatikan dan selektif mungkin terhadap calon pasangan pernikahan serta menimbang dengan teliti dampak terjadinya pernikahan bagi pasangan pernikahan kedepannya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Masyarakat Nikah Agama > Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||
Keywords: | Maqasid syariah; pernikahan; ODMK | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | miftahur royana | ||||||||
Date Deposited: | 17 Nov 2022 08:38 | ||||||||
Last Modified: | 17 Nov 2022 08:38 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/58214 |
Actions (login required)
View Item |