Analisis komparatif abnormal return, trading volume activity dan trading frekuensi activity sebelum dan selama masa pandemi covid-19 : studi kasus saham lq-45 di bursa efek Indonesia tahun 2018-2021

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Santoso, Adinda Angie Dwi (2022) Analisis komparatif abnormal return, trading volume activity dan trading frekuensi activity sebelum dan selama masa pandemi covid-19 : studi kasus saham lq-45 di bursa efek Indonesia tahun 2018-2021. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Adinda angie dwi santoso_G02217001.pdf
Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan mengenai analisis komparatif Abnormal Return, Trading Volume Activity dan Trading Frekuensi Activity sebelum dan selama masa pandemi COVID-19 (studi Kasus Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia). Teori yang digunakan adalah event study yaitu bentuk pengujian empiris untuk menilai dampak reaksi pasar dari suatu peristiwa yang dipublikasikan dalam suatu pengumuman. Metode pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan populasi sebanyak 60 perusahaan selama tahun 2018-2021 dan diperoleh sampel sebanyak 28 perusahaan. Proses pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program SPSS 25. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Abnormal Return sebelum dan selama masa pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,350. Hal ini dikarenakan para pelaku pasar sudah mempersiapkan strategi-strategi untuk menghadapi situasi dampak pandemi COVID-19 sebelum pengumuman resmi yang berasal dari WHO bahwa COVID - 19 adalah pandemi global. Sedangkan hasil penelitian pada Trading Volume Activity dan Trading Frekuensi Activity menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan selama masa pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini dikarenakan para investor akan berlomba-lomba menjual saham yang dimilikinya karena khawatir kasus COVID-19 akan semakin menyebar dan sulit dikendalikan sehingga para investor memilih untuk menjual saham tersebut daripada mempertahankan saham yang memiliki risiko tingkat kerugian yang tinggi.