Penafsiran Muhammad ‘Abduh terhadap surah Al Baqarah ayat 102 mengenai harut dan marut

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Al Murod, Siti Aldasari Dwi Rohmawati (2023) Penafsiran Muhammad ‘Abduh terhadap surah Al Baqarah ayat 102 mengenai harut dan marut. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Siti Aldasari Dwi Rohmawati Al-Murod_E73219065 OK.pdf

Download (840kB)

Abstract

Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu penafsiran Muhammad ‘Abduh terhadap Harut dan Marut pada Qs. Al-Baqarah: 102 dalam tafsir al-Qur’an al-Hakim (tafsir al-Manar) serta‘ibrah yang terkadung pada kisah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penafsiran Muhammad ‘Abduh yang menyatakan bahwa Harut dan Marut sebagai seorang manusia bukan malaikat serta mengambil ‘ibrah dari kisah tersebut. Jenis penelitian ini menggunakan bentuk kepustakaan (Library Research) yang ditulis menggunakan model pendekatan kualitatif dan metode pendekatan deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan metode penafsiran tahlili serta dilengkapi dengan teori kisah dalam al-Qur’an. Metode penelitian tersebut untuk mengungkap bagaimana penafsiran Muhammad ‘Abduh dalam tafsir al-Qur’an al-Hakim (tafsir al-Manar) terhadap Harut dan Marut serta ‘ibrah yang dapat diambil dari kisah tersebut. Penelitian ini menghasilkan dua penemuan, pertama penafsiran Muhammad ‘Abduh mengenai Harut dan Marut adalah manusia yang dibaca dengan “malikaini”. Qira’at yang dimaksud memiliki arti yaitu dua orang laki-laki yang berteman, bersahabat dan berwibawa yang diserupakan dengan malaikat karena keduanya selalu membantu kebutuhan manusia atau masyarakat sehingga mendapatkan penghormatan secara penuh seperti raja. Hal tersebut sebagaimana kebiasaan manusia terhadap orang kaya atau yang memiliki sifat terpuji, manusia akan mengatakan “Ini malaikat bukan manusia”, “Orang ini adalah raja pada masanya”. Lafal “malakaini” dalam ayat tersebut menurut Muhammad ‘Abduh adalah sebagai bentuk majaz. Kedua, ‘ibrah yang dapat diambil yaitu: Hikmah di balik kisah di atas adalah Allah telah menitipkan pengetahuan tentang hakikat alam ini kepada manusia dan menyibukkannya dengan mengetahuinya karena hal tersebut merupakan perkara-perkara yang menguntungkan. Jadi, berdasarkan ayat ini yang tidak dijelaskan dengan detail mendorong manusia untuk mengkaji ayat ini dari berbagai aspek, baik kajian kebahasaan, kajian kisah, kajian hukum dan kajian ilmiah. Mempelajari sihir dan segala yang tidak boleh diikuti bukanlah hal yang dilarang, hanya saja dilarang untuk mengikuti dan mempraktikkannya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Al Murod, Siti Aldasari Dwi Rohmawatialdaalmurod07@gmail.comE73219065
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorChozin, Fadjrul Hakamhakam@uinsby.ac.id;aang.efha@gmail.com2006075901
Subjects: Agama > Biografi Tokoh
Al Qur'an
Sejarah > Sejarah Islam
Keywords: Harut dan Marut; Al-Baqarah: 102; Muhammad ‘Abduh
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Siti Aldasari Dwi Rohmawati Al-Murod
Date Deposited: 28 Sep 2023 07:57
Last Modified: 28 Sep 2023 07:57
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/59351

Actions (login required)

View Item View Item