Studi komparasi hukum positif dan hukum pidana islam terhadap proses hukum kejahatan begal yang dilakukan anak: studi kasus di Polres Kelapa Gading Jakarta Utara

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fabdis, Faisal (2023) Studi komparasi hukum positif dan hukum pidana islam terhadap proses hukum kejahatan begal yang dilakukan anak: studi kasus di Polres Kelapa Gading Jakarta Utara. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Faisal Fabdis_C03218005.pdf
Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian hukum empiris dengan judul “Studi Komparasi Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam Terhadap Kejahatan Begal Yang Dilakukan Anak”. Skripsi ini menjawab pertanyaan yang dituangkan dalam dua rumusan masalah: bagaimana tinjauan hukum positif terhadap proses hukum kejahatan begal yang dilakukan anak dan tinjauan hukum pidana Islam terhadap proses hukum kejatan begal yang dilakukan anak. Data penelitian ini dihimpun menggunakan penelitian hukum empiris. Teknik anaisis data menggunakan deskriftif kualitatif yang selanjutnya disusun secara sistematis sehingga menjadi data yang konkrit mengenai proses hukum kejahatan begal yang dilakukan oleh anak dan juga diolah dan dianalisis menggunakan teori hukum pidana Isalm. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan: pertama, anak yang berhadapan dengan hukum harus mempertanggungjawabkan kejatannya dihadapan hukum tetapi melalui proses yang berbeda dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang mengutamakan kepentingan anak untuk mendapatkan yang terbaik bagi anak. Kedua, dalam hukum pidana Islam yang dianggap seorang anak adalah seseorang yang masih belum ba>ligh atau dewasa apabila telah mencapai umur 15 tahun atau lebih maka pelaku harus dihukum dengan proses yang sama seperti orang dewasa dan dihukum sesuai dengan apa yang telah dilakukan. Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis menyarankan: pertama, pihak kepolisian hendakya melakukan tugas untuk bekeliling dan memantau jalan raya secara bergantian agar tidak terjadi kembali kejahatan serupa yang merugikan korban dan masyarakat. Kedua, mengajak masyarkat melakukan kerjasama untuk menangkap para pelaku kejahatan begal dan memberikan hukuman yang sesuai dengan yang telah dilakukan