Integrasi teori kebutuhan prespektif tafsir Al-Azhar dengan teori kebutuhan Abraham Harold Maslow

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maksum, Imam (2021) Integrasi teori kebutuhan prespektif tafsir Al-Azhar dengan teori kebutuhan Abraham Harold Maslow. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Imam Maksum_F23416126.pdf

Download (2MB)

Abstract

Kecukupan kebutuhan manusia dalam studi al-Qur’an pada dasarnya tidak sekedar dikaji dari dimensi tasawuf, norma, sistem, praktek sosial, pengetahuan, bahkan konstruksi ilmu pengetahuan melainkan juga dapat dikaji dari dimensi teologis. Hakikat kecukupan dalam studi al-Qur’an bagi orang yang beragama Islam maupun lainnya, tidaklah hanya mengkaji dari dimensi materi saja, melainkan juga sosiologis dan teologis. Pandangan ini paling tidak membuka wawasan terhadap luasnya makna kecukupan dalam kehidupan manusia yang melahirkan temuan-temuan ilmiah dengan berbagai macam bentuk dan corak yang bermacam-macam. Kecukupan dalam pemenuhan kebutuhan merupakan sebuah ungkapan yang berasal dari kata kafa, hasbi dan qona’a. Ketiga kata tersebut secara etimologi sama-sama berarti cukup. Namun secara terminologi, kecukupan yang dimaksud adalah perasaan merasa sudah terpenuhinya kebutuhan. Konsep kecukupan dalam pemenuhan kebutuhan yang berimbas menjadi sebuah konsep teologi dikonstruks melalui tafsir atas kata kafa, hasbi dan qonaa, serta dipadukan dengan hadits tentang kecukupan dan juga pengetahuan tasawuf yang diselaminya seperti tawakkal dan tafwidh, sehingga memperoleh konstruksi yang kuat dan kokoh. Maka hal ini nampaknya sesuai diterapkan di tengah-tengah masyarakat Hedonis pada era sekarang ini. Kecukupan yang diberikan Allah kepada manusia dapat dianalisis menjadi beberapa macam, yaitu anugerah, istidroj dan sebagai rizki yang dijanjikan kepada setiap makhlukNya. Konsep kecukupan dan sifat merasa cukup yang dimiliki orang muslim memang sangat relevan dan dibutuhkan di era modern ini dimana motivasi pencarian kebutuhan dilakukan dengan pola hedonis, pragmatis dan dengan didukung teori Syatibi, Maslow dan Herzberg. Teori Syatibi yang jenis-jenis kebutuhan itu tidak begitu memberikan warna, hanya memberi warna Kedua teori tersebut mengajarkan bahwa manusia memenuhi kecukupannya didasari aktualisasi diri dan kebutuhan harga diri Konsep kecukupan dalam Islam yang diambil dari intepretasi tafsir al-Azhar yaitu konsep tawakkal dan tafwidh memberikan kontribusi pada teori Maslow yaitu membentuk sebuah varian baru yaitu: Spiritual Self Actualitation of Needs Motivation dan teori Herzberg yaitu yaitu Spiritual Value of Herzberg Motivation.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Maksum, Imammaksumreziab@gmail.comF23416126
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorAziz, Husein--2003015601
Thesis advisorArif, Muhammad--2018017002
Subjects: Tafsir
Keywords: Kecukupan; Kebutuhan; Kecukupan Qur’an
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Imam Maksum
Date Deposited: 18 Apr 2023 02:07
Last Modified: 18 Apr 2023 02:07
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/61774

Actions (login required)

View Item View Item