Paradigma feminin dan maskulin dalam perspektif insân kâmil Ibnu ‘Arabī

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Aisyah, Siti (2023) Paradigma feminin dan maskulin dalam perspektif insân kâmil Ibnu ‘Arabī. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Siti Aisyah_E77219052.pdf

Download (1MB)

Abstract

Siti Aisyah, NIM. E77219052. Paradigma Feminin dan Maskulin dalam Perspektif Insân Kâmil Ibnu ‘Arabī. Skripsi, Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Skripsi ini membahas mengenai Paradigma Feminin dan Maskulin dalam Perspektif Insân Kâmil Ibnu ‘Arabī. Hal yang melatarbelakangi kepenulisan skripsi ini adalah di era modern saat ini feminin dan maskulin banyak diperdebatkan di masyarakat yang pada akhirnya membuat masing-masing dari keduanya ingin merasa lebih unggul dan timbul selisih paham. Dengan itu, melalui penelitian ini penulis ingin memberi sudut pandang yang berbeda agar membuka sudut pandang baru di masyarakat terkait feminin dan maskulin. Sehingga masalah yang akan diangkat penulis pada penelitian saat ini ialah untuk mengetahui bagaimana tasawuf memaknai feminin dan maskulin, serta bagaimana konsep pemikiran insân kâmil Ibnu ‘Arabī dalam memaknai feminin dan maskulin. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (library research). Adapun teknik pengumpulan data terdiri dari beberapa literatur pustaka, baik berasal dari sumber data primer yang berasal dari beberapa buku karya Ibnu ‘Arabī dan sumber data sekunder yang berasal dari jurnal, artikel, skripsi, hingga karya ilmiah lainnya yang masih relevan dengan penelitian penulis. Tasawuf memaknai feminin dan maskulin sebagai dua sifat manusia yang berbeda sebagai bentuk karunia dari Allah Swt. Bagi tasawuf manusia dengan sifat feminin ataupun maskulin di mata Sang Ilahi mereka tetaplah sama, yang membedakan hanya dalam tingkat keimanan dan ketakwaan. Jika dalam konsep insân kâmil Ibnu ‘Arabī, memaknai feminin dan maskulin sebagai sifat yang mengantar manusia pada hakikat dari tujuan hidup. Sifat feminin dan maskulin dalam diri manusia, bagi Ibnu ‘Arabī bukan suatu hal yang penting. Karena menurutnya sebagai seorang hamba, tugas manusia hanya berlomba-lomba untuk mencapai tingkat tajalli Tuhan, yang mengantar manusia pada derajat insân kâmil (manusia sempurna). Diantara tasawuf dan pemikiran insân kâmil Ibnu ‘Arabī, keduanya sama-sama tidak membedakan sifat feminin dan maskulin. Tasawuf dan pemikiran insân kâmil Ibnu ‘Arabī melihat manusia hanya sebagai seorang hamba, yang derajatnya diukur dari bagaimana iman dan takwanya kepada Allah Swt.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Aisyah, Sitiisasiti451@gmail.comE77219052
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorYazid, Syaifullohkenzie102013@gmail.com20207906
Subjects: Filsafat
Tasawuf
Keywords: Insan kamil; feminin; maskulin; tasawuf
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Siti Aisyah
Date Deposited: 03 May 2023 07:42
Last Modified: 03 May 2023 07:42
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/61795

Actions (login required)

View Item View Item