Hadis misoginis kesetaraan intelektual dengan pendekatan feminisme

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wulandari, Susi (2023) Hadis misoginis kesetaraan intelektual dengan pendekatan feminisme. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Susi Wulandari_02040621008.pdf
Download (1MB)

Abstract

Perempuan selalu mendapatkan batu sandungan untuk sekolah tinggi sebab perempuan dianggap hanya perlu baca dan tulis saja, karena posisinya di wilayah domestik yaitu melakukan pekerjaan rumah dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya. Hal tersebut sering dikaitkan dengan wacana hadis misoginis sebagai legetimasi dalam budaya patriarki. Untuk itu perlunya melakukan pemahaman yang terlepas dari bias gender untuk mendapatkan pemahaman komprehensif berkeadilan, yaitu dengan memahami hadis hadis misoginis kesetaraan intelektual dengan pendekatan feminisme. Mengangkat rumusan masalah pertama, kualitas dan kehujjahan hadis misoginis tentang kesetaraan intelektual perempuan dalam pandangan ulama hadis kedua, pemahaman hadis misoginis tentang kesetaraan intelektual perempuan perspektif feminisme. Ketiga, implikasi kesetaraan intelektual perempuan terhadap realitas masyarakat modern. Dalam menjawab kajian tersebut penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan model penelitian kualitatif yakni jenis penelitian library research dan secara khusus menggunakan pendekatan feminisme pada hadis-hadis yang dinilai misogonis. Penelitian ini mendapat kesimpulan akhir yakni pertama, kualitas dan kehujjahan hadis misoginis tentang kesetaraan intelektual perempuan dalam pandangan ulama hadis menyepakati hadisnya sahih dan dapat dijadikan hujjah serta diamalkan. Kedua, pemahaman hadis misoginis tentang kesetaraan intelektual perempuan perspektif feminisme yakni antara laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk setara secara intelektual serta memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin selama memenuhi syarat kepemimpinan dan memiki hak yang sama untuk mendapatkan keberuntungan serta melakukan hal-hal posistif. Ketiga, Implikasi kesetaraan intelektual perempuan terhadap realitas masyarakat modern dapat terlihat saat ini terbuka lebar kesempatan baik bagi laki-laki maupun permpuan untuk setara secara intelektual dan bisa bekerjasama dalam berbagai bidang.