Studi komparasi konsep arah kiblat bagi tunanetra menurut pendapat Imam Syafi’i dan Yusuf Al-Qardawi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Zavitri, Galuh Prameswari (2023) Studi komparasi konsep arah kiblat bagi tunanetra menurut pendapat Imam Syafi’i dan Yusuf Al-Qardawi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Zavitri Galuh Prameswari_C06219031.pdf
Download (3MB)

Abstract

Salat merupakan salah satu rukun Islam yang perintahnya langsung turun diberikan kepada Nabi Muhammad saw saat peristiwa Isra Mikraj. Salat termasuk ibadah yang wajib dilakukan oleh semua muslim tanpa terkecuali. Diantaranya adalah menghadap kiblat. Menghadap kiblat merupakan salah satu dari syarat sahnya salat. Sebab sangat penting maka bukan berlaku hanya bagi orang yang mampu dan sehat secara fisik namun juga bagi orang-orang yang memiliki kelebihan yang tidak ada pada orang umumnya salah satunya adalah penyandang tunanetra. Skripsi ini menjawab pertanyaan yang dituangkan dalam tiga rumusan masalah: bagaimana pendapat Imam Syafi’i dalam konsep arah kiblat bagi tunanetra; dan pendapat Yusuf Al-Qardawi dalam konsep arah kiblat bagi tunanetra; komparasi konsep arah kiblat bagi tunanetra menurut Imam Syafi’i dan Yusuf Al-Qardawi . Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data primer kitab Al-Umm karya Imam Syafi’i yang sudah diterjemahkan oleh Misbah dan website official dari Yusuf al-Qardawi tentang pendapatnya mengenai salat bagi orang tunanetra. Sedangkan data sekundernya Buku Fiqih Madzhab Syafi’i oleh Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin dan karya tulis yang berkaitan dengan penelitian ini, baik berupa buku, jurnal, artikel, dan sebagainya untuk mendapatkan data yang valid. Data penelitian ini dihimpun menggunakan pendekatan pustaka dengan teknik pengumpulan data telaah pustaka. Teknik analisis data menggunakan pendekatan pustaka. deskriptif kualitatif yang selanjutnya disusun secara sistematis sehingga menjadi data yang dapat di komparasikan berupa pendapat Imam Syafi’i dan Yusuf al-Qardawi mengenai konsep arah kiblat bagi tunanetra. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan : pertama, menurut Imam Syafi’i konsep arah kiblat bagi tunanetra diusahakan untuk tetap menghadap pada ayn al-ka’bah , walau pada senyatanya menghadap kepada Jiha>t al-ka’bah. Kedua, menurut Yusuf al-Qardawi konsep arah kiblat bagi tunanetra lebih ke Jiha>t al-ka’bah. Sebab seorang tunanetra tidak diberatkan sesuai dengan kemampuan mereka dalam menjalankan ibadah. Ketiga, Perbandingannya dalam konsep arah kiblat bagi tunanetra jika Imam Syafi’i sangat menganjurkan untuk ‘ayn al-ka’bah dan mengulangi salatnya apabila arahnya atau ijtihadnya salah dan salatnya dianggap tidak sah sedangkan Yusuf al-Qardawi adalah Jiha>t al-ka’bah dan apabila diketahui arahnya salah atau ijthadnya maka langsung memutar ke arah yang benar dan tidak perlu mengulangi salatnya. Saran dari penulis, mencari inovasi alat yang dapat membantu tunanetra dan inovasi aplikasi atau software dalam smartphone dilengkapi dengan fitur suara yang dibuat oleh ahli falak baik dari kalangan akademisi atau praktisi sendiri atau dengan meminta bantuan ahli Information and Technology serta membuat atau mempebarui alat bantu apabila sudah ada agar dapat digunakan dengan efektif, efisien dan yang pasti ramah dikantong sehingga dengan mudah di dapatkan atau di distribusikan.