HADJIE DJAELAN SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK PENYAMAKAN KULIT DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI UMAT ISLAM DI GRESIK TAHUN 1896-1916

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rohmah, Anisatur (2014) HADJIE DJAELAN SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK PENYAMAKAN KULIT DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI UMAT ISLAM DI GRESIK TAHUN 1896-1916. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (203kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (95kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (98kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (263kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (92kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (233kB) | Preview

Abstract

H. Mochamat Djaelan lahir dari seorang ayah yang bernam H. Oemar Achmad. Ia 7 bersaudara dan ia anak ke 4. Ia memiliki 3 orang istri dan 6 anak. Ia memiliki usaha penyamakan kulit berawal ketika ayahnya H. Oemar Achmad membuka toko kecil di sebelah rumah yang mana biayanya disokong oleh usaha sarang burung walet. Beliau merupakan pengusaha pertama di Gresik. Ketika H. Oemar sudah mulai tua, usahanya diteruskan oleh ketiga anaknya yaitu pak Asnar, H. Djaenoeddin, dan H. M. Djaelan. Mereka menjalankan usaha penyamakan kulit ini hingga dapat menbangun sebuah pabrik yang dikenal dengan nama N. V. Kemasan ini merupakan pusat dari penyamakan kulit di Jawa. Kemudian saking banyaknya permintaan pak H. Djaelan membangun sebuah anak cabang yang dikenal dengan nama Hadjie Djaelan & Co. di Solo. Hingga Hadjie Djaelan memiliki hubungan kerabat yang sangat erat dengan Ratu Solo Pakubuwono X. Usaha di serahkan kepada ketiga anaknya penyamakan kulit mulai meninggkat dengan pesatnya hingga ke 24 daerah, yaitu Sedayu, Tebalo, Lamongan, Tuban, Babat, Bojonegoro, Mojokerto, Jombang, Surabaya, Malang, Bangil, Pasuruan, Probolinggo, Panarukan, Jember, Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep), Padangan, Purwodadi, Semarang, Solo, dan Batavia hingga terdapat surat pemesanan yang dating dari Jepang. saking tersohornya usaha penyamakan kulit ini, hingga dapat membangun sebuah mushalah yang di hibahkan untuk masyarakat sekitar yang sekarang menjadi masjid, sekolah untuk masyarakat pribumi, dan uang santunan bagi orang yang tidak mampu.
Namun, saat-saat setelah tahun 1916 pabrik penyamakan kulit milik keluarga Hadjie Oemar Achmad ini mulai mengalami kemunduran. disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:1. banyaknya pesaing-pesaing yang juga membuka usaha sebagai pedagang kulit. 2. mulai muncul di masyarakat kulit imitasi yang lebih bagus kualitasnya dan haraganya yang terjangkau. 3. tidak adanya pengkaderan atau penerus untuk meneruskan pabrik kulit milik Keluarga Hadjie Oemar bin Achmad. 4. Menejerial yang kurang setelah penerusnya karena setelah anak keturunan Hadjie Oemar bin Achmad tidak ada lagi yang mengurus pembukuan maupun barang dagangan penyamakan kulit.
Adapun dalam pembahasan di atas, penulis mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode historis-deskriptif yang dilakukan dengan cara wawancara kepada narasumber maupun masyaraka

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Amiq
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rohmah, AnisaturUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Ekonomi Islam
Sejarah
Kebudayaan > Kebudayaan Islam
Keywords: Sejarah Perkembangan; Ekonomi Umat Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Editor : Rini Wahyuningsih------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 29 Jan 2015 04:40
Last Modified: 02 Feb 2015 09:18
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/63

Actions (login required)

View Item View Item