Studi komparatif: struktur kepribadian dalam perspektif Erik H Erikson dan al-Ghazali

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nasir, Sa'diyah (2023) Studi komparatif: struktur kepribadian dalam perspektif Erik H Erikson dan al-Ghazali. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Sa'diyah Nasir_E77219051.pdf
Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Studi Komparatif: Struktur Kepribadian Dalam Perspektif Erik H. Erikson Dan Al-Ghazali. Dengan mengkomparasikan perspektif dari kedua tokoh tersebut, sehingga dapat ditemukannya perbedaan dan persamaan dari keduanya. Rumusan masalah yang diangkat 1) Bagaimana pandangan struktur kepribadian menurut Erik H. Erikson? 2) Bagaimana pandangan struktur kepribadian menurut Al-Ghazali? 3) Bagaimana perbedaan dan persamaan struktur kepribadian Erikson dengan struktur kepribadian Al-Ghazali?. Penelitian ini menggunakan metode (library research). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan dan persamaan struktur kepribadian dalam perspektif kedua tokoh tersebut. Hasil dari komparasi kedua tokoh yaitu Erikson menjelaskan struktur kepribadian yang dijabarkannya bahwa kepribadian individu ditentukan dengan delapan tahapan perkembangan yang dibedakan berdasarkan kualitas ego. Delapan tahapan tersebut diantaranya kepercayaan vs kecurigaan, otonomi vs perasaan malu dan ragu, inisiatif vs kesalahan masa pra sekolah, kerajinan vs inferioritas masa sekolah, identitas vs kekacauan identitas, keintiman vs isolasi, generativitas vs stagnasi, integritas vs keputusasaan. Al-Ghazali memaknai kepribadian yang dijabarkannya mengarah pada akhlak dan telah dituangkan dalam kitab Ihya Ulumuddin yang bersumber dari al-Qur’an dan as Sunnah. Al-Ghazali juga mengatakan bahwa akhlak mulia memiliki hubungan dengan penyucian jiwa, hubungan tersebut bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Persamaan dari teori kedua tokoh bahwa setiap manusia pasti memiliki ego atau tempramen dalam dirinya masing masing, tergantung pada manusia dalam mengendalikannya.