Kepemimpinan laki-Laki Atas perempuan dalam surat an-Nisa’ ayat 34 perspektif Sayyid Muhammad Husein Fadlullah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Yuwafi, AH. Syukron (2023) Kepemimpinan laki-Laki Atas perempuan dalam surat an-Nisa’ ayat 34 perspektif Sayyid Muhammad Husein Fadlullah. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
AH. Syukron Yuwafi_E93219074.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kepemimpinan laki-laki atas perempuan dalam Surat An-Nisa’ ayat 34. Ayat ini menjelaskan tentang tanggung jawab laki-laki atas perempuan dalam hubungannya sebagai suami istri. Namun seringkali dipahami sebagai ayat yang melegalkan kesuperioran laki-laki atas perempuan. pandangan yang seperti ini justru tidak sesuai dengan semangat egalitarianisme yang dibawa Al-Qur’an.Sayyid Fadlullah merupakan mufasir yang sangat peduli dengan persoalan perempuan. maka dari itu dalam penelitain ini akan diungkapkan bagaimana penafsiran Sayyid Fadlullah tentang kepemimpinan laki-laki atas perempuan dalam ayat ini? dan bagaimana kontruksi pemikiran Sayyid Fadlullah tentang kepemimpinan laki-laki atas perempuan dalam ayat ini?. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library research) dan menggunakan metodel penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan kepemimpinan laki-laki dan perempuan dalam surat An-Nisa’ ayat 34 dalam kitab Tafsir Min Wahyi Al-Qur’an. Dari seluruh pembahasan yang telah dijelaskan dalam penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan dalam dua poin yaitu 1) kepemimpinan dalam ayat ini diartikan Sayyid Fadlullah sebagai kepemimpinan laki-laki atas perempuan dalam sebuah keluarga yaitu suami atas istrinya. Sebab ia melihat ayat ini turun berkaitan dengan hubungan suami atas istrinya maka kurang tepat mengartikan kepemimpinan ayat ini mencakup kepemimpinan dalam perkara lain. Sayyid Fadlullah juga menekankan bahwa kepemimpinan yang diberikan kepada laki-laki (suami) tidak boleh diartikan sebagai bentuk dominasi atau otoritas yang absolut, tetapi sebagai tanggung jawab dan peran dalam melindungi, memelihara, dan memimpin keluarga dengan keadilan, kasih sayang, dan bertanggung jawab. 2) Sayyid Fadlullah memiliki pandangan yang berbeda dalam menafsirkan ayat ini. Sacara garis besar ia memahami ayat ini secara holistik, kontekstual, dan dengan memperhatikan prinsip kesetaraan gender serta hak-hak individu. Ia menekankan bahwa kepemimpinan suami tidak boleh digunakan sebagai justifikasi untuk penindasan, kekerasan, atau ketidakadilan terhadap istri. Sebaliknya, suami diharapkan bertindak sebagai pemimpin yang mempromosikan kesejahteraan, keadilan, dan kebahagiaan keluarga dengan memperhatikan kebutuhan dan aspirasi istri. Pandangan Sayyid Fadlullah ini mengajak untuk membangun hubungan pernikahan yang didasarkan pada saling pengertian, saling melengkapi, dan kemitraan antara suami dan istri berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang mencakup keadilan, cinta kasih, dan penghormatan terhadap hak-hak individu.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Yuwafi, AH. SyukronE93219074@student.uinsby.ac.idE93219074
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorKholid, Abd.alidoktaf@gmail.com2002026501
Subjects: Keluarga > Keluarga Islam
Keywords: Kepemimpinan; Surat An-Nisa’
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: AH. Syukron Yuwafi
Date Deposited: 07 Jul 2023 07:30
Last Modified: 07 Jul 2023 07:30
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/63259

Actions (login required)

View Item View Item