Budaya Thrift dalam meningkatkan kelas sosial mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uin Sunan Ampel Surabaya : tinjauan teori hegemoni Antonio Gramsci

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Alfidyah, Nur Hafidzatul Ilma (2023) Budaya Thrift dalam meningkatkan kelas sosial mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uin Sunan Ampel Surabaya : tinjauan teori hegemoni Antonio Gramsci. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Nur Hafidzatul Ilma Alfidyaaah_I03219027.pdf
Download (2MB)

Abstract

Pada penelitian ini mengkaji sebuah fenomena mengenai Budaya Thrift dalam Meningkatkan Kelas Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya. Dengan menggunakan tinjauan teori Hegemoni, Antonio Gramsci. Penelitian berfokus perkembangan budaya thrift serta budaya thrift dalam meningkatkan kelas sosial di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam proses menggali data dan menyusun penelitian, peneliti menggunakan metode pendekatan fenomenologi serta jenis penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan sampel bertujuan atau purposive sampling, yakni Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya, baik dari program studi Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan Sosiologi. Penggalian data pada penelitian diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Data yang diperoleh akan di kelola melalui reduksi data, serta menarik kesimpulan. Sebagai upaya memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi di tahap keabsahan data. Hasil penelitian menemukan bahwa adanya budaya thrift pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel. Pada perkembangan budaya thrift terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Mahasiswa memiliki kebiasaan menggunakan thrift yakni, harga yang ekonomis, media dan influencer, model yang unik, serta brand pakaian ternama. Mahasiswa merasa jika menggunakan pakaian thrift mampu meningkatkan kelas sosial nya. Sehingga, pada fenomena tersebut menunjukkan Mahasiswa berada pada sebuah kesadaran palsu yang dirancang oleh kapitalis, hal ini menyebabkan pengguna thrift merasa seperti menjadi bagian dari kelas sosial atas karena menggunakan pakaian dengan brand ternama, meskipun dalam keadaan bekas.