Analisis kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) di kawasan Mangrove Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Addinia, Enggar Megan (2022) Analisis kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) di kawasan Mangrove Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Enggar Megan_H74217030 ok.pdf
Download (2MB)

Abstract

Pencemaran lingkungan khususnya logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) telah berdampak luas pada kesehatan masyarakat pada umumnya. Tumbuhan mangrove memiliki mekanisme fisiologis yang dapat menyerap logam berat atau polutan lain yang berada di perairan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Hg pada air, sedimen, akar, dan daun mangrove serta untuk menganalisis kemampuan tanaman mangrove dalam mengakumulasi logam berat Pb, Cd dan Hg di kawasan Mulyorejo Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Desember 2022. Pengambilan sampel dilakukan di dua stasiun dengan karakteristik yang berbeda, stasiun pertama memiliki kerapatan mangrove lebih jarang dibanding dengan stasiun kedua. Analisis logam berat menggunakan Atomic Absorption Spektrophotometric (AAS) dan Mercury Analist berdasarkan standar Nasional Indonesia (SNI). Kandungan ketiga logam berat pada sampel air di kedua stasiun melebihi baku mutu KEPMEN LH No. 51 Tahun 2004 dengan nilai Pb pada air rata-rata berkisar 0,66-0,71 ppm, nilai Pb 0,49-1,01 ppm, dan nilai Hg 0,03 ppm. Kandungan logam berat kadmium (Cd) pada sampel sedimen berada pada level tes, yaitu tercemar ringan sedangkan kandungan logam berat timbal (Pb) dan merkuri (Hg) pada sedimen berada pada level target yaitu tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan. Nilai BCF (Faktor Biokonsentrasi) pada kedua stasiun tidak sampai 1, hal ini menandakan bahwa tumbuhan mangrove di kawasan Mulyorejo Surabaya bersifat excluder, yaitu tanaman yang secara efektif mencegah logam berat memasuki area bagian atas tanaman, namun konsentrasi logam di sekitar area perakaran masih tinggi.