Peningkatan kualitas hadis da’if karena Jahalat Al-ruwah menurut Muhammad ‘Ajjaj Al-Khatib dan Mahmud Al-Tahhan : Studi Komparatif

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Bullah, Habieb (2016) Peningkatan kualitas hadis da’if karena Jahalat Al-ruwah menurut Muhammad ‘Ajjaj Al-Khatib dan Mahmud Al-Tahhan : Studi Komparatif. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (215kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (229kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab I.pdf

Download (564kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (985kB) | Preview
[img] Text
Bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
Bab 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (586kB)
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (219kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (381kB) | Preview

Abstract

Dalam penelitian ini, dirumuskan permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana konsep peningkatan kualitas hadis da’if karena jahalat al-ruwah menurut Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib dan Mahmud al-Tahhan ? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan konsep peningkatan kualitas hadis da’if sebab jahalat al-ruwah menurut Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib dan Mahmud al-Tahhan ?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparasi dengan mencari persamaan dan perbedaan antara pandangan Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib dan Mahmud al-Tahhan tentang konsep hadis da’if, jahalat al-ruwah beserta peningkatannya ketika didukung oleh jalur lain.
Hasil penelitian ini adalah Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib lebih berhati-hati dalam menilai peningkatan kualitas hadis da’if khususnya apabila periwayatnya terdeteksi adanya ketersembunyian periwayat (jahalat al-ruwah). Menurutnya, ketersembunyian periwayat disejajarkan dengan periwayat yang tertuduh dusta dan mayoritas ulama hadis berpendapat bahwa periwayat yang tertuduh dusta atau pendusta merupakan cacat keadilan yang parah. Dengan demikian kualitas hadisnya yang semula da’if tidak bisa terangkat menjadi hasan li ghayrihi meskipun didukung oleh jalur lain yang sama atau lebih kuat. Berbeda halnya dengan Mahmud al-Tahhan, meskipun terdapat ketersembunyian periwayat (jahalat al-ruwah) dalam sanad hadis masih berpeluang terangkat derajat hadisnya menjadi hasan li ghayrihi jika diperkuat oleh jalur lain yang sama atau lebih kuat.
Konsep peningkatan kualitas hadis da’if karena jahalat al-ruwah menurut kedua ulama tersebut merupakan salah satu upaya penjagaan hadis Nabi Saw. dari pemalsu hadis. Penilaian dan kejelasan periwayat hadis mutlak dibutuhkan, bukan karena ada rasa benci dan sebagainya, namun lebih kepada kehati-hatian dalam menerima sebuah riwayat. Untuk itu, para ulama hadis berusaha membentengi hadis Nabi Saw. dari pemalsu-pemalsu hadis dengan diciptakannya seperangkat kaidah kesahihan hadis. Kewajiban menjaga hadis-hadis Nabi Saw. bukan berlaku pada ulama terdahulu, namun ini merupakan kewajiban umat Islam sampai akhir zaman.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Bullah, Habieb-F08213261
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIdri, Idriidri_idr@yahoo.co.id2002016701
Subjects: Hadis
Keywords: Hadis Dhaif; Jahalat; Ar-ruwah
Divisions: Program Magister > Ilmu Hadis
Depositing User: Editor : Ummir Rodliyah------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 06 Apr 2016 06:55
Last Modified: 07 Nov 2019 04:27
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/6463

Actions (login required)

View Item View Item