Tasawuf, otoritas, dan heresi: studi pemikiran mistik KH. Abdul Mannan dan pengaruhnya di masyarakat

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hannan, Haukil (2022) Tasawuf, otoritas, dan heresi: studi pemikiran mistik KH. Abdul Mannan dan pengaruhnya di masyarakat. Masters thesis, S2 - Dirasah Islamiyah.

[img] Text
Haukil Hannan_F02919269.pdf

Download (5MB)

Abstract

Dalam upaya mengurai masalah tuduhan sesat terhadap kelompok tasawuf yang kerap terjadi belakangan ini, penelitian ini mengambil studi kasus ajaran tasawuf “sesat” KH. Abdul Mannan, dengan rumusan masalah: (1) bagaiamana ajaran tasawuf KH. Abul Mannan? Bagaimana unsur-unsur yang dianggap sesat dalam ajaran tersebut? Bagaimana otoritas keagamaan KH. Abdul Mannan di tengah masyarakat? Penelitian ini berusaha menjawab rumusan masalah tersebut dengan pendekatan sosiologis, lewat teori heretical imperative dari Berger,
kharisma dari Weber, dan otoritas keagamaan dari Alatas.
Akhirnya, penelitian ini berhasil menarik berapa kesimpulan. Pertama, Kiai
Mannan merupakan seorang murshid tasawuf dengan pemikiran yang khas. Di antara pemikiran tasawufnya adalah mengani Nur Muhammad. Nur Muhammad adalah tajalli Allah yang bertujuan untuk memuji Allah. Nur Muhammad menjadi asal penciptaan makhluk (manusia) dan ia menjadi aspek batin manusia, untuk
membawa manusia untuk menuju Allah. Tanpanya, manusia tidak akan pernah menuju atau berjumpa (liqa’) Allah yang, seperti Nur Muhammad, sebenarnya ada dalam diri setiap manusia. Tidak ada jalan lain bagi manusia untuk menuju Allah
selain mengetahui atau “mengaktifkan” terlebih dahulu Nur Muhammad yang ada dalam dirinya, dengan cara, misalnya, riyad} ah. Allah dalam diri manusia direpresentasikan oleh Ruh (bagian-Nya). Sebagai tajalli, Nur Muhammad memuji
Ruh, ini disebut ibadah batin. Bagi orang yang sudah tahu pada Nur Muhammad dalam dirinya, tidak cukup baginya untuk hanya melakukan ibadah batin, melainkan harus membawa jasadnya untuk ikut menyembah kepada Allah.
Kedua, pandangan terhadap unsur dalam jaran maupun praktif tasawuf KH. Abdul Mannan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tradisionalis dan Islamis.
Dalam pandangan kelompok tradisionalis, di antara unsur-unsur heresi dalam ajaran tasawuf Kiai Mannan adalah mengaku Tuhan, menangkap laylat al-qadr, nikah tanpa wali, berdhikir dengan suara keras, berdoa sambil menangis dan ketidakjelasan sanad keilmuan. Sementara itu, dalam pandangan kelompk Islamis, unsur-unsur heresy adalah tahlil dan ajaran tasawuf itu sendiri.
Ketiga, alih-alih bersumber dari ajarannya, tuduhan sesat lebih merupakan gejala perebutan pengaruh antar-otoritas keagamaan yang bermula dari interpretasi keagamaan yang berbeda pada masing-masing otoritas kegamaan. Saat terjadi
perjumpaan dengan otoritas keagamaan lain, perbedaan interpretasi tersebut sering menjadi malasah. Masing-masing mengklaim pandangan atau interpretasi keagamaannya sebagai yang paling benar, sementara yang lain keliru atau sesat.
Bahkan, seperti dalam kasus ajaran Kiai Mannan, beberapa otoritas keagamaan penentangnya terkesan tidak konsisten dengan “standar kebenarannya” sendiri dalam menuduh sesat otoritas lain.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Hannan, Haukilhaukil.han@gmail.comF02919269
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
UNSPECIFIEDRiyadi, Abdul KadirUNSPECIFIED2013087003
UNSPECIFIEDSyafaq, Hammishammissyafaq@yahoo.com2016017501
Subjects: Tasawuf
Keywords: Tasawuf; Kiai Mannan; Heresi; Otoritas Keagamaan
Divisions: Program Magister > Dirasah Islamiyah
Depositing User: Hannan Haukil
Date Deposited: 05 Oct 2023 02:23
Last Modified: 05 Oct 2023 02:23
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/65938

Actions (login required)

View Item View Item