Konsep hadis daif menurut Sayyid 'Alawi al Maliki

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mubarok, Fajar Syarif (2023) Konsep hadis daif menurut Sayyid 'Alawi al Maliki. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Fajar Syarif Mubarok_E95219075 OK.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Fajar Syarif Mubarok_E95219075 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 5 February 2027.

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini berlatar atas sejumlah orang yang serampangan dalam menghukumi amalan orang lain yang dianggap tidak berdasarkan dalil yang sahih. Mereka melalaikan bahwa ada perbedaan pendapat ulama perihal status mengamalkan hadis daif. Sayyid ‘Alawi al Maliki merupakan salah seorang ulama yang coba meluruskan silang pendapat ini dalam karyanya yang berjudul al Manhal al-Latif fi Ahkam al Hadith al Da’if. Persoalan yang diteliti ialah: 1) Bagaimana konsep hadis daif menurut Sayyid ‘Alawi al Maliki; 2) Bagaimana pandangan Sayyid ‘Alawi al Maliki tentang mengamalkan hadis daif; dan 3) Bagaimana penerapan Sayyid ‘Alawi al-Maliki terhadap pandangannya tentang konsep hadis daif. Berlandaskan rumusan tersebut, tujuan dari penelitian ini yakni menjelaskan pandangan Sayyid ‘Alawi al-Maliki tentang konsep hadis daif, pengamalannya, serta penerapan pandangan al-Maliki. Penelitian yang bersifat kepustakaan digunakan sebagai sarana dalam menjawab persoalan di atas. Metode kualitatif dengan corak deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan ialah teknik analisis isi terhadap sumber primer maupun sekunder yang digunakan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini ialah Sayyid ‘Alawi al-Maliki berpendapat bahwa istilah hadis daif digunakan pada dua hal. Pertama, oposisi biner dari hadis sahih sebagaimana ulama terdahulu. Kedua, hadis yang kurang dari hadis hasan. Berdasarkan istilah kedua, hadis daif terbagi menjadi dua, hadis yang dapat terangkat derajatnya menjadi hadis hasan sebab jalur lain dan hadis yang tidak bisa begitu. al-Maliki menganut mazhab yang mengatakan bahwa hadis daif yang tidak dapat terangkat oleh jalur lain tidak dipakai hujah dalam hal akidah, hukum, dan tafsir, akan tetapi dapat diamalkan dalam keutamaan amal (fadail al-a’mal) dengan syarat tertentu, bahkan ia menukil adanya ijmak ulama atas hal ini. Meski demikian, al-Maliki terkadang inkonsisten dalam penerapan pandangannya. Terkadang ia meriwayatkan hadis daif yang kurang dari syarat yang ditentukan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Mubarok, Fajar Syarife95219075@student.uinsby.ac.idE95219075
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSucipto, Mohammad Hadihadi_hx@uinsby.ac.id2010037502
Subjects: Hadis
Keywords: Hadis daif; Hujah; Fadail al a’mal
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: Fajar Syarif Mubarok
Date Deposited: 05 Feb 2024 03:56
Last Modified: 05 Feb 2024 03:56
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68270

Actions (login required)

View Item View Item