This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Hidayah, Ana Miftahul (2024) Keserasian gender dalam konsep relasi suami-istri menurut m.quraish shihab dalam Tafsir al Mishbah. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Ana Miftahul Hidayah_02040521012.pdf Download (12MB) |
|
Text
Ana Miftahul Hidayah_02040521012_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 7 March 2027. Download (11MB) |
Abstract
Permasalahan gender sampai sekarang masih sering menjadi perdebatan, khususnya di kalangan akademisi Tafsir ketika mengkaji tentang ayat-ayat yang menjelaskan tentang gender, adapun dalam menafsirkan ayat-ayat yang dinilai bias terhadap salah satu gender, kelompok penafsir atau pengkaji Al Qur’an yang berasal dari kelompok feminis atau yang sepakat dengan gerakan tersebut bersifat sangat sensitif jika dihadapkan dengan pernyataan mufassir klasik atau bahkan pernyataan Al Qur’an yang terlihat lebih meninggikan kelompok laki-laki dibandingkan perempuan, mengingat latar belakang feminis yang berangkat dari ketertindasan perempuan di Barat, sehingga misi mereka adalah untuk melindungi perempuan dari ketidakadilan dan ketertindasan dengan menggunakan semboyan ‘kesetaraan gender’. dan makna dari semboyan tersebut yang berarti ‘sama rata dalam seluruh hak dan kewajiban’, namun konsep yang mereka terapkan dalam menafsirkan Al Qur’an terkait ayat-ayat yang mereka nilai bias gender sering memunculkan kontroversi dikalangan mufassir dan tokoh-tokoh muslim. Ayat-ayat tentang gender yang sering diperdebatkan feminis adalah terkait hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan yang terjadi dalam ranah rumah tangga, mengingat fenomena rumah tangga merupakan permasalahan yang kompleks, maka banyak dari tokoh-tokoh muslim dan mufassirin kontemporer yang mengungkapkan pemikirannya untuk menanggapi beberapa kekeliruan kelompok feminis yang menyatakan bahwa penafsiran mufassir klasik diselubungi dengan misi patriarkis dan nilai-nilai syari’ah terkait hak dan kewajiban suami-istri dinilai bias gender, bahkan nilai-nilai tersebut dinilai sudah tidak dapat relevan dengan masyarakat modern saat ini. Oleh karena itu terdapat mufassir kontemporer dan tokoh-tokoh muslim berusaha membantahnya dan menjelaskan ulang dengan konsep ‘keserasian gender’. Salah satu tokoh yang ikut menanggapi adalah M. Quraish Shihab, selain merupakan mufassir kontemporer beliau dengan berbagi prestasi yang dimiliki serta ke atifannya dalam menanggapi fenomena masyarakat modern, menjadi alasan yang sangat tepat untuk mengkaji tanggapan beliau terkait permasalahan penafsiran ayat-ayat gender dalam relasi suami-istri.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Emansipasi wanita Gender Harta Perkawinan |
||||||||||||
Keywords: | Keserasian gender; relasi suami-istri; M. Quraish Shihab | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | ana miftah ana miftah | ||||||||||||
Date Deposited: | 07 Mar 2024 05:07 | ||||||||||||
Last Modified: | 07 Mar 2024 05:38 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68742 |
Actions (login required)
View Item |