Reinterpretasi problem relasi sains dan agama: pemikiran Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Lutfi, Muhammad (2023) Reinterpretasi problem relasi sains dan agama: pemikiran Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muhammad Lutfi_02040221002 full.pdf
Restricted to Repository staff only until 28 May 2027.

Download (2MB)
[img] Text
Muhammad Lutfi_02040221002.pdf

Download (3MB)

Abstract

Peradaban manusia memasuki babak baru seiring perkembangan sains yang terus menelusuri potensi terbesar manusia untuk mengetahui. Prestasi sains, bagi beberapa ilmuwan, dianggap telah cukup memahami realitas semesta tanpa harus bersandar pada penjelasan agama, bahkan agama bagi mereka tidak lebih dari sisa pemikiran primitif manusia. Eksistensi agama di era sains mendapat tantangan dari berbagai sisi. Pada konteks tersebut, Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla menyumbang karya tentang agama-sains guna menjelaskan duduk perkara relasi agama-sains dengan proporsional. Mereka berdua menjadi bukti tesis Christian Smith bahwa agama secara kualitatif-internal mampu berkembang dan mengatasi dinamika di luarnya. Sebagai sebuah diskursus, pemikiran Haidar dan Ulil menyediakan ruang untuk dianalisis lebih jauh sehingga memunculkan dinamika berkelanjutan. Karena itu, riset ini mencoba menganalisis lebih jauh seluruh isu yang diulas oleh Haidar dan Ulil. Pemikiran Haidar dan Ulil akan dibedah menggunakan dua pendekatan sekaligus, pertama, empat tipologi John Haught tentang relasi agama-sains, yakni konflik, kontras, kontak, dan konfirmasi—untuk melihat posisi pemikiran Haidar dan Ulil. Kedua, paradigma sains Islam Mehdi Golshani. Hasilnya, Haidar dan Ulil selaras dengan paradigma sains Islam ala Golshani, dan keduanya tampak memiliki ragam posisi jika dilihat dari tipologi Haught. Haidar menempati posisi kontras pada lima isu, yakni ekstremisme sains, kritik pada metodologi sains, metode berpikir di luar sains, teologi dialektik, dan batasan neurosains. Posisi kontak muncul pada tiga isu: evolusi perspektif Islam, aspek saintifik dari agama, dan integrasi agama-sains. Posisi konfirmasi muncul saat Haidar mengulas jejak sains dalam Islam. Sedangkan Ulil menempati posisi kontras pada tiga isu: perbedaan agama dan sains, Qutbisme saintis, dan argumen eksistensi Tuhan. Posisi konfirmasi terlihat pada lima tema: sikap autokritik agama, relasi ideal agama-sains, pandangan sarjana muslim atas sains, kesatuan ilmu agama-sains, dan adaptasi agama di era sains.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Lutfi, Muhammadbustanlutfi@gmail.com02040221002
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHuda, M. Syamsulsyamsulh@uinsby.ac.id2029037201
Thesis advisorZamzami, Mukhammadm.zamzami@uinsa.ac.id2015098101
Subjects: Islam dan Ilmu Pengetahuan
Pemikiran
Keywords: Relasi agama-sains; reinterpretasi hubungan agama-sains
Divisions: Program Magister > Magister Aqidah dan Filsafat Islam
Depositing User: Muhammad Lutfi
Date Deposited: 28 May 2024 03:56
Last Modified: 28 May 2024 03:56
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/70179

Actions (login required)

View Item View Item