Larangan Rasisme dalam Al-Qur’an perspektif Mufasir Nusantara

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ferdinan, Muhammad Rio (2024) Larangan Rasisme dalam Al-Qur’an perspektif Mufasir Nusantara. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muhammad Rio Ferdinan_07040320138 OK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Muhammad Rio Ferdinan_07040320138 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 7 June 2027.

Download (1MB)

Abstract

Rasisme merupakan suatu kejahatan yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti bullying, diskriminasi, bahkan bisa berupa penyerangan antar kelompok atau individu. Tindakan rasisme masih sering terjadi di masyarakat Indonesia yang disebabkan negara multikulturalisme dan juga merasa bahwa suatu kelompok atau individu itu merasa tinggi dari pada kelompok atau individu yang lain. Padahal, dalam al-Qur’an sudah jelas melarang kejahatan rasisme ini. Dalam penelitian ini penulis memilih kitab Tafsir al-Qur’anul Majid (an-Nur) karya T.M. Hasbi As-Siddieqy, Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka dan al-Huda Tafsir Qur’an Basa Jawi karya Bakri Syahid sebagai rujukan utamanya.Penelitian ini membahas tentang larangan tindakan rasisme dan juga implementasi guna mencegah tindakan rasisme dalam al-Qur’an menggunakan perspektif mufasir Nusantara. Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana analisis penafsiran mufasir Nusantara tentang ayat-ayat larangan rasisme dalam al -Qur’an? dan (2) Bagaimana implementasi penafsiran mufasir nusantara terhadap pencegahan rasisme dalam kehidupan masyarakat Indonesia?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research) yang memerlukan buku-buku atau literatur terkait penelitian. Dengan analisis deskriptif, penelitian ini menganalisis kemudian mendeskripsikan penafsiran mufasir Nusantara tentang bagaimana al-Qur’an melarang sikap rasisme dan juga mengimplementasikan pencegahan tindak kejahatan rasisme dalam masyarakat Indonesia. Hasil penelitian ini adalah: ketiga mufasir Nusantara tersebut yaitu Hasbi, Buya Hamka, dan Bakri Syahid sepakat bahwa bahwa keragaman suku bangsa sebagai cerminan demokrasi yang sehat, dalam hal ini meniadakan adanya perbedaan kasta, ataupun sikap rasis. Perbedaan warna kulit dan bahasa merupakan suatu anugerah Tuhan yang seharusnya disyukuri oleh kita. Selain itu cara untuk menghindari sikap rasisme yaitu menanamkan pemikiran persamaan/kesetaraan, memupuk ukhuwah atau persaudaraan yang erat, memiliki sifat ta’aruf (saling mengenal), Menanamkan sifat tasamuh (toleransi), memiliki ideologi pluralisme, dan menanamkan pemikiran bahwa perbedaan merupakan tanda-tanda kebesaran tuhan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Ferdinan, Muhammad Riomrio9042@gmail.com07040320138
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorKholid, Abdula.kholid@uinsby.ac.id2002026501
Subjects: Demokrasi Islam
Islam dan Humanisme
Toleransi Islam
Agama > Agama dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: larangan rasisme; mufasir Nusantara; al-Qur’an
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Muhammad Rio Ferdinan
Date Deposited: 07 Jun 2024 06:13
Last Modified: 07 Jun 2024 06:13
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/70465

Actions (login required)

View Item View Item