Studi Perbandingan Antara Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam dengan Hazairin tentang Bagian Waris Saudara Perempuan Kandung

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hasanuddin, Hasanuddin (2009) Studi Perbandingan Antara Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam dengan Hazairin tentang Bagian Waris Saudara Perempuan Kandung. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Hasanuddin_C01304126.pdf

Download (866kB)
Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/7084

Abstract

Skipsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketentuan dasar KHI pasal 182 dan prespektif Hazairin, serta persamaan dan perbedaan mengenai waris saudara perempuan kandung.Data penelitian ini di himpun melalui pembacaan dan kajian teks yang selanjutnya di analisis dengan menggunakan teknik komperatif.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada KHI pasal 182 yang mendasari bagian waris saudara perempuan kandung adalah al-Qur`an (Surat an-Nisa ayat 11, 12, 176) dan Hadis dari al-Barra dan Jabir, yang di mana al-Qur`an dan Hadis dapat dijadikan sebagai dasar hukum untuk menentukan bagian waris saudara perempuan kandung, karena al-Qur’an dan Hadis mempunyai kedudukan untuk saling menjelaskan. Sedangkan menurut pendapat Hazairin yang mendasari saudara perempuan kandung mendapatkan waris adalah pada firman Allah surat an-Nisa’ ayat 11, 12 dan 176. Bahwa dalam menentukan bagian waris tersebut seharusnya al-Qur’an ditafsirkan secara keterkaitan, salah satunya mengenai masalah kalalah yang terletak pada ayat 12 dan 176 surat an-Nisa’. Sedangkan Hadis menurut Hazairin tidak bisa dijadikan dasar hukum dalam menentukan bagian waris, dan Hadis hanyalah digunakan sebagai penjelas dalam menafsirkan al-Qur’an. Berkaitan dengan cara penafsiran al-Qur’an surat an-Nisa tersebut, KHI lebih banyak menggunakan pola pikir madzhab sunni yang menyatakan bahwa saudara perempuan kandung, seibu atau seayah mempunyai bagian sendiri-sendiri. Sedangkan menurut Hazairin tidak membedakan macam-macam bentuk saudara, sehingga bagiannya semua saudara dianggap sama dengan yang lainnya. Dari perbedaan pola penafsiran surat an-Nisa ayat 11, 12, dan 176 dan Hadis dari Jabir dan al-Barra inilah yang menyebabkan bagian waris saudara perempuan kandung berbeda.Persamaan pendapat KHI pasal 182 dan Hazairin adalah sama-sama menggunakan al-Qur`an dan hadis, dan di antara mereka juga sama-sama menggunakan sistem kekeluargaan yang ada dalam masyarakat yang menjadi sebab kewarisan. Perbedaan di antara KHI pasal 182 dan Hazairin adalah cara penafsiran yang mengakibatkan bagian waris saudara perempuan kandung berbeda, namun mengenai Hadis Hazairin tidak menggunakan dalam menentukan bagian waris, dan hadis hanyalah digunakan sebagai penjelas dalam menafsirkan al-Qur`an.Sejalan dengan kesimpulan di atas maka disarankan pembagian waris seharusnya dilakukan dengan hati-hati yaitu penuh dengan kecermatan dan ketelitian, agar dalam merumuskan pembagian harta bisa diterima dengan penuh kedamaian antara ahli waris yang satu dengan yang lainnya.Semua ilmu itu penting terutama ilmu waris, maka pelajarilah ilmu waris itu sangatlah penting, karena ilmu waris nanti pada hari akhir (kiamat) yang akan di tarik lebih dahulu oleh Allah SWT.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Hasanuddin, HasanuddinUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Hukum Islam > Waris
Keywords: Waris; sdr perempuan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 30 Oct 2009
Last Modified: 20 May 2019 03:39
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/7084

Actions (login required)

View Item View Item