Peran Sosial terhadap korban Bom Bunuh Diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Aulia, Rovika (2024) Peran Sosial terhadap korban Bom Bunuh Diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

	Text Rovika Aulia Paramedita_07040220072 OK.pdf Download (1MB)
	Text Rovika Aulia Paramedita_07040220072 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 18 July 2027. Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran sosial terhadap korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya menggunakan metode penelitian kualitatif. Rumusan masalah yang diangkat adalah: (1) Bagaimana
konstruksi sosial mempengaruhi proses trauma korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela? dan (2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemulihan trauma terhadap korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela? Kajian teori dalam penelitian ini meliputi konsep trauma dan Konstruksi Sosial. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan korban dan masyarakat sosial yang terlibat dalam pemulihan trauma. Observasi lapangan dan analisis dokumen juga dilakukan untuk mendukung dan memperkuat temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya trauma bisa diberikan oleh orang terdekat dari para korban. Dalam hal ini, tentunya konstruksi sosial disekitar korban sangat berpengaruh pada upaya penyembuhan trauma. Konstruksi sosial berperan membangun mental dan semangat positif kepada korban atas tragedi yang menimpa mereka. Fakktor pendukung yang mereka dapatkan yaitu dukungan dari lingkungan disekitar mereka. Dalam hal ini terutama adalah keluarga, teman, dan saudara serta sesama umat Gereja Santa Maria Tak Bercela. Bahkan mereka juga mendapatkan dukungan dari orang yang tidak mereka kenal namun merasa iba terhadap para korban. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa hambatan dalam proses pemulihan, faktor penghambat justru mereka dapatkan dari internal para korban sendiri. Pemikiran-pemikiran negatif merupakan tantangan yang besar bagi mereka dalam menghadapi traumanya.