This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Hartono, Rudi (2023) Hukum euthanasia dalam prespektif Yusuf al-Qardhawi dan Ibrahim Hosen. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Rudi Hartono_C75219040 full.pdf Restricted to Repository staff only until 31 July 2027. Download (2MB) |
|
Text
Rudi Hartono_C75219040.pdf Download (774kB) |
Abstract
Di lingkungan masyarakat saat ini banyak bermunculan masalah-masalah kontemporer seperti melakukan tindakan euthanasia. Hal ini terjadi disebabkan karena banyak jenis penyakit yang parah dan sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh. Dari masalah tersebut kemudian pasien meminta kepada dokter supaya dilakukan tindakan euthnasia. Skripsi ini menjawab pertanyaan yang dituangkan dalam rumusan masalah: Bagaimana hukum euthanasia menurut Yusuf Al-Qardhawi dan Ibrahim Hosen dan Bagaimana analisis komparatif hukum euthanasia menurut Yusuf Al-Qardhawi dan Ibrahim Hosen. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan library research yakni suatu penelitian yang menggunakan berbagai literatur kepustakaan baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Setelah itu data tersebut disusun secara sistematis sehingga menjadi data yang konkret mengenai euthanasia. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik komparatif yakni membandingkan pendapat Yusuf Al-Qardhawi dan Ibrahim Hosen. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa: pertama, tindakan euthanasia dalam prespektif Yusuf Al-Qardhawi tidak diperbolehkan tindakan euthanasia aktif dan memperbolehkan tindakan euthanasia pasif dengan syarat-syarat tertentu. Sedangkan Ibrahim Hosen memperbolehkan tindakan euthanasia aktif terhadap orang yang menderita AIDS/HIV bagi pelaku zina muḥṣān. Kedua, metode istinbath yang digunakan Yusuf Al-Qardhawi dalam melarang tindakan euthanasia tersebut berdasarkan ta’līlī. Sedangkan Ibrahim Hosen membolehkan tindakan euthanasia dengan berdasarkan kaidah fiqh Irtikāb akhkaff al-Dararain. Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis menyarankan: pertama, bagi tenaga medis atau perangkat desa perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat, diharapkan masyarakat dapat memahami dengan baik terkait euthanasia aktif atau euthanasia pasif. Pencabutan alat bantu pernapasan serta penghentian obat-obatan yang dibutuhkan sehingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang sama dengan proses tindakan euthanasia. Kedua, seharusnya pemerintah memberikan kebebasan pembiayaan rumah sakit bagi masyarakat yang tidak mampu terkhusus untuk pasien penyakit kronis, sehingga tidak ada alasan untuk melakukan penghentian pengobatan atau euthanasia.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Adat Ulama Hak Asasi Manusia |
||||||||
Keywords: | Euthanasia; Yusuf Al-Qardhawi; Ibrahim Hosen | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab | ||||||||
Depositing User: | rudi hartono | ||||||||
Date Deposited: | 31 Jul 2024 07:23 | ||||||||
Last Modified: | 31 Jul 2024 07:23 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/72582 |
Actions (login required)
View Item |