Pandangan tokoh agama mengenai tradisi sesajen dalam perkawinan adat Jawa di Sumbermulyo Jombang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Laulia, Femi Sabita (2024) Pandangan tokoh agama mengenai tradisi sesajen dalam perkawinan adat Jawa di Sumbermulyo Jombang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Femi Sabita Laulia_05020520023.pdf

Download (5MB)
[img] Text
Femi Sabita Laulia_05020520023_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 30 August 2027.

Download (5MB)

Abstract

Tradisi sesajen bukan budaya yang baru muncul. Sebagian besar masyarakat Sumbermulyo Jombang masih menggunakan tradisi sesajen dalam perkawinan adat Jawa. Beberapa masyarakat menyakini sesajen sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, lainnya menyakini sesajen memvonisnya dengan perbuatan syirik. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka skripsi ini bermuara pada dua hal: Praktik tradisi sesajen yang dilakukan saat perkawinan adat Jawa di Sumbermulyo Jombang; Analisis hukum terhadap tradisi sesajen yang dilakukan saat perkawinan adat Jawa di Sumbermulyo Jombang menurut pandangan tokoh Agama. Dalam penelitian ini berjenis hukum empiris. Pendekataannya sosio legal. Sumber data primer yang digunakan yakni wawancara, sedangkan sumber data sekunder yaitu buku, artikel dan lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah itu data tersebut disusun secara sistematis berdasarkan data dan fakta yang ada. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan teknik kualitatif dan dikenal dengan analisis deksriptif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa: Pertama, Praktik tradisi sesajen dalam perkawinan adat Jawa di Sumbermulyo Jombang semua dilaksanakan secara Islami. Namun, masih mengandung unsur adat secara simbolis. Dalam Praktiknya pembuatan dan penggunaan sesajen sudah dilakukan sebelum acara resepsi dan saat resepsi. Sesajen yang disebar berjumlah 10 tempat. Sesajen dalam perkawinan adat Jawa di Sumbermulyo Jombang namanya cok bakal bermakna asal-muasal kehidupan yang terjadi seluruh isi alam semesta. Kedua, Hukum tradisi sesajen dalam perkawinan adat Jawa bisa dilihat dari niat dan praktiknya. Perkawinan adat Jawa di Sumbermuyo Jombang sudah dilaksanakan secara islami namun rata-rata masih terdapat unsur adat atau budaya namun hanya secara simbolis. Meskipun begitu tetap terbesit niat untuk menghargai dan memberikan sembahan kepada mereka, jadi hal tersebut tidak diperbolehkan karena ada unsur melanggar syari’at apalagi menduakan Tuhan. Sejalan dengan kesimpulan di atas penulis menyerankan: Pertama, Pelestarian budaya lokal memang sangat baik, jadi di harapkan kepada pemerintah terutama pemuka agama Desa Sumbermulyo Jombang. Untuk memberikan pengarahan dan pemahaman mengenai budaya ini kepada generasi muda. Dengan tujuan supaya generasi muda tidak salah dalam mengartikan sesajen sehingga bisa menentukan mana budaya yang melangar syari’at dan mana yang tidak melanggar syari’at. Kedua, Untuk peneliti selanjutnya yang ingin menganggat topik penelitian yang sama dengan penulis, sebaiknya mengali lebih dalam lagi bisa dengan cara menambah teori-teori, dan kitab-kitab yang belum sempat penulis jelaskan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Laulia, Femi Sabita05020520023@student.uinsby.ac.id05020520023
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMustofa, Imronimron_mustofa@uinsa.ac.id2119108701
Subjects: Fikih
Perkawinan
Adat
Keywords: Tradisi sesajen; perkawinan adat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Femi Sabita Laulia
Date Deposited: 30 Aug 2024 05:06
Last Modified: 30 Aug 2024 05:06
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/72986

Actions (login required)

View Item View Item